Berita

Agus Rahardjo/Net

Hukum

Mahar Politik Penyebab Pejabat Korupsi

SABTU, 16 MARET 2019 | 01:03 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Mahar politik menjadi sorotan utama dalam diskusi pemilu berintegritas bertajuk "Pilih Yang Jujur" di Gedung Pusat Edukasi Anti Korupsi KPK, Jumat (15/3). Sebab, partai yang mendeklarasikan anti mahar di Indonesia terbilang jarang.

Ketua KPK Agus Rahardjo menilai mahar politik bisa berujung pada perilaku korup saat nanti terpilih sebagai pejabat negara.

Agus kemudian mencontohkan mahar politik yang kerap dipatok partai untuk memberi rekomendasi pencalonan kepala daerah tingkat kabupaten. Angkanya, kata dia, bisa mencapai Rp 20 miliar bahkan Rp 50 miliar.


Tentu mahar itu menjadi beban bagi calon kepala daerah, mengingat gaji pokok seorang bupati hanya berkisar 5,7 juta per bulan.

"Kan enggak ada yang secara sukarela menghibahkan itu. Rp 20 miliar sampai Rp 50 miliar ini besar," kata Agus.

Menurutnya, ada dua solusi agar mahar politik tidak terus menjamur di partai, yakni pembiayaan partai ditanggung negara atau parpol membiayai sendiri kegiatan politiknya, dengan iuran dan subsidi antar kader.

Senada dengan itu, peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Almas Sjafrina juga menilai mahar politik membuat biaya pemenangan kandidat menjadi membengkak.

“Sedangkan, kandidat untuk lain-lain saja sudah membutuhkan banyak uang. Ditambah mahar tinggi, itu semakin membuat menjadi faktor atau membuka peluang untuk melakukan korupsi ketika mereka terpilih,” ujarnya.

Dia pun mendesak Bawaslu dan KPK bekerja sama untuk melacak rekam jejak kandidat penyelenggara negara. Selain itu, Bawaslu juga bisa bekerjasama dengan kepolisian dan pihak lain agar mempunyai bekal memberikan sanksi.

"Di UU juga punya instrumen untuk memantau dan menindak adanya mahar politik itu," tuturnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya