CIANJUR 12 Maret 2019, Pak Prabowo has the man's-gotta-do-what-a-man's-gotta-do.
Seorang pengawal berbatik mendorong hingga terjatuh emak-emak yang hendak menyentuh tangan Pak Prabowo.
Pak Prabowo melihat itu dan dia gusar. Insting seorang bapak dan pemimpin muncul begitu saja.
Jokower memotong video itu. Selama Beberapa jam, Pak Prabowo dan semua pendukungnya dibully. Dicibir pemarah, kasar, galak, brutal dan lain-lain.
Mereka diam. Senyap. Kriik...kriik...kriik setelah Jubir Dahnil Anzar Simanjuntak merilis pernyataan dan potongan video selanjutnya beredar.
"Jangan dorong rakyat," kata Pak Prabowo.
Sikap spontannya berbeda dengan Presiden Jokowi yang diam saja ada Paspampres memiting jari rakyat yang membuat simbol dua jari.
Jokowi juga diam saja melihat Ahok menggusur warga. Orang lumpuh diseret Pol PP. Ibu-ibu menangis, rumahnya dihancurkan. Padahal, sebagai Presiden, mereka adalah rakyatnya.
Saya membayangkan seandainya jadi presiden, Pak Prabowo tidak akan membiarkan ada pejabat, aparat, penguasa lokal dan raja-raja kecil menindas rakyat.
Insting bapak dan pemimpinnya will not tolerate it. Dan itu sudah keliatan hari ini di Cianjur.
Penulis adalah aktivis Tionghoa.
