Berita

Siti Aisyah (tengah)/Net

Politik

Pembebasan Siti Aisyah Bukti Diplomasi Jokowi Berkelas

SELASA, 12 MARET 2019 | 14:55 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Pembebasan terdakwa Siti Aisyah dalam kasus pembunuhan oleh pengadilan Malaysia menunjukkan diplomasi pemerintahan Presiden Joko Widodo berkelas premium.

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Nasdem, Prananda Surya Paloh memberikan apresiasi yang tinggi bagi diplomasi pemerintahan Presiden Jokowi.

Dia menanggapi pembebasan tersangka hukuman mati Siti Aisyah, WNI asal Serang, Banten, karena diduga terlibat membunuh pria mirip Kim Jong Nam warga Korea Utara pada Februari 2017 di Malaysia.

Berkat diplomasi yang piawai dan berkelas, Kejaksaan Agung Malaysia menarik berkas dakwaan terhadap Aisyah sehingga pengadilan  dalam sidang Senin (11/3) membebaskan Aisyah dari tuntutan sebagai pembunuh. Aisyah pun langsung kembali ke tanah air hanya beberapa jam setelah vonis bebas itu.

Menurut Prananda yang membidangi salah satunya masalah luar negeri itu, Malaysia dikenal sangat ketat dengan tuntutan terhadap perbuatan kriminal apalagi pembunuhan. Namun pembebasan Aisyah itu merupakan bukti upaya diplomasi high class dari pemeritahan Jokowi.

"Semestinya semua anak bangsa gembira dengan pembebasan Siti Aisyah. Ini menjadi bukti bahwa pemerintahan Jokowi sama sekali tidak menelantarkan satu pun nyawa warganya yang terkena masalah di luar negeri. Kalau ada yang nyinyir dengan pembebasan ini, patut dipertanyakan kualitas nasionalismenya. Jangan-jangan hanya KTP atau paspornya yang Indonesia, tetapi jiwanya, hatinya tidak di sini," kata dia dalam keterangn tertulis, Selasa (12/3).

Menurut informasi yang diperolehnya, sejak Siti Aisyah ditangkap pihak berwenang Malaysia setelah kasus yang menghebohkan dunia pada Februari 2017 itu, seluruh perangkat diplomasi bekerja dengan ujung tombak tentu saja Kemenlu. Kasus itu dinilai istimewa karena korbannya adalah diduga adik seayah pemimpin Korut Kim Jong Un sehingga menarik perhatian dunia. Yang terlibat dalam diplomasi total itu mulai dari Kementerian Kehakiman, Kejaksaan Agung, Kepolisian serta Presiden Jokowi sendiri yang berbicara langsung dengan PM Malaysia Mahathir Mohamad.

"Kalau ada yang bilang ini pencitraan, masak Malaysia disuruh mengangkat citra Jokowi. Inilah pikiran-pikiran sempit dan mengada-ada hanya karena tidak suka dengan kesuksesan dan prestasi Jokowi," ujar Prananda.

Menurut Ketua DPP Garda Pemuda Nasdem ini, pembebasan Siti Aisyah hanyalah salah satu dari keberhasilan upaya diplomasi premium pemerintahan Presiden Jokowi. Berkat diplomasi berkualitas pemerintahan Jokowi pula dalam empat tahun terakhir ratusan warga negara Indonesia di luar negeri bisa dibebaskan dari ancaman hukuman mati.

"Sepanjang tahun 2018 saja terdapat 278 WNI telah dibebaskan dari ancaman hukuman mati," kata Prananda yang juga calon anggota DPR RI Daerah Pemilihan Sumatera Utara I itu mengutip data Kemenlu.

Menurut dia, pembebasan Siti Aisyah dan ratusan WNI yang terancam hukuman mati di berbagai negara di dunia, menunjukkan bahwa Indonesia dan Presiden Jokowi dihargai dan didengar di mata dunia internasional. Banyak pemimpin negara lain gagal membebaskan warganya yang terancam hukuman di negara-negara lain, namun Indonesia membuktikan sebaliknya. Hal itu menunjukkan reputasi dan posisi Jokowi dalam pergaulan internasional.

Pembebasan Siti Aisyah dan ratusan waga negara Indonesia lainnya yang terancam hukuman mati di negara lain merupakan sebuah fakta terbuka sehingga masyarakat tahu persis siapa yang bekerja dalam usaha diplomasi itu, dan siapa saja yang nyinyir.

"Publik makin tahu mana yang loyang, mana emas. Kalau ada yang nyinyir di tengah kegembiraan masyarakat karena pembebasan Siti Aisyah, tak bisa tidak hanyalah kelompok loyang," tutup Prananda.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Tim 7 Jokowi Sedekah 1.000 Susu dan Makan Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 20:00

Jajaki Alutsista Canggih, KSAL Kunjungi Industri Pertahanan China

Selasa, 30 April 2024 | 19:53

Fahri Minta Pembawa Nama Umat yang Tolak 02 Segera Introspeksi

Selasa, 30 April 2024 | 19:45

Kemhan RI akan Serap Teknologi dari India

Selasa, 30 April 2024 | 19:31

Mantan Gubernur BI Apresiasi Program Makan Siang Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 19:22

Anies Bantah Bakal Bikin Parpol

Selasa, 30 April 2024 | 19:07

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Penguatan Ekonomi Perdagangan

Selasa, 30 April 2024 | 18:44

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

Raja Charles III Lanjutkan Tugas Kerajaan Sambil Berjuang Melawan Kanker

Selasa, 30 April 2024 | 18:33

Kemhan India dan Indonesia Gelar Pameran Industri Pertahanan

Selasa, 30 April 2024 | 18:31

Selengkapnya