Berita

Anggota MPR RI dari Kelompok DPD, Akhmad Muqowam (kanan)/RMOL

Akhmad Muqowam: Baru Kali Ini Pemilu Beratnya Luar Biasa

SENIN, 11 MARET 2019 | 19:13 WIB | LAPORAN:

. Demokrasi di Indonesia mengalami perubahan yang luar biasa, terutama pada Pemilu serentak 2019. Pemilu mendatang dinilai tidak lagi beretika.

Demikian dikatakan Anggota MPR RI dari Kelompok DPD, Akhmad Muqowam pada diskusi Empat Pilar MPR, dengan tema "Etika Politik dalam Pemilu 2019" di Media Center DPR, Senayan, Jakarta, Senin (11/3).

Pembicara lain Anggota Fraksi Nasdem MPR, Johnny G. Plate, dan pakar psikologi politik, Irfan Aulia.

"Dulu, saat saya menjadi caleg anggota DPR, masih ada yang namanya etika politik, baik caleg dan masyarakat pemilih. Tapi sekarang, semuanya diukur dengan amplop (uang)," kata Muqowam.

Dia bercerita saat ini maju lagi sebagai caleg DPR lewat Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Dapil Jateng 1, tidak akan mudah mendapatkan dukungan.

"Meski cuma empat kabupaten/kota, tapi saya minta ampun deh. Mohon maaf, kalau bicara orang sekarang, maka tolok ukurnya cuma satu. Saya kelompok, tokoh masyarakat, ujungnya cuma satu kata. Ada amplopnya enggak. Mengerikan. Tapi ini satu fakta politik," katanya.

Konsekuensinya menurut dia jika tidak dikasih amplop maka tidak akan dipilih oleh masyarakat.

Dia menegaskan persoalan tersebut menarik jika dikaitkan dengan psikologi politik. Apalagi rakyat Indonesia selama ini dikenal punya etika politik, punya agama, Pancasila dan nilai-nilai luhur serta memiliki budaya.

"Yang dimiliki rakyat Indonesia semuanya lengkap. Tapi pada kenyataannya, semua berbalik. Tidak ada lagi etika politik. Padahal baik caleg, partai, capres, wartawan dan masyarakat, semuanya harus beretika. Jika itu terjadi maka dunia ini damai," kata Muqowam.

Untuk bisa meraih suara pada Pemilu 17 April nanti, sangat berat sekali dibandingkan pada Pemilu yang pernah diikutinya.

"Saya rasakan sudah lima kali ikut pemilu, dan baru kali ini beratnya luar biasa dan hari ini saya merasa kehilangan akal," demikian Muqowam.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya