Berita

Foto:Net

Pertahanan

Penyelesaian Konflik Papua Bukan Dengan Kekerasan

SABTU, 09 MARET 2019 | 07:17 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Pemerintah harus mengubah pendekatan penanganan konflik di Papua. Penanganan kekerasan Papua butuh strategi jitu, bukan hanya pendekatan penegakan hukum dan militer, tetapi yang jauh lebih penting adalah pendekatan kesejahteraan.

"Penanganan kekerasan itu bukan diselesaikan dengan kekerasan, melainkan harus dibarengi dengan pendekatan soft power dan power of nature," kata pemerhati politik, keamanan dan pembangunan, Abdul Rivai Ras, Sabtu (9/3).

Artinya, secara strategis dalam mengatasi kekerasan dan konflik itu harus didekati dengan pembangunan dan kesejahteraan.

Lanjut Rivai menjelaskan, pembangunan yang dilakukan selama ini oleh pemerintah lebih condong ke wilayah utara, barat dan selatan Papua, sementara pembangunan di wilayah pengunungan tengah mulai dari Puncak Jaya, Lani Jaya dan Nduga masih sangat terlambat dan bahkan jauh tertinggal.

"Di sinilah letak kecemburuan sosial masyarakat Nduga dan sekitarnya karena merasa dibedakan dengan masyarakat Papua yang berada di utara dan barat yang lebih awal menikmati akses pembangunan jalan termasuk bantuan sosial lainnya," sebutnya.

"Coba cek, kini kelompok bersenjata di Papua Barat, Monokwari dan sekitarnya mulai menghentikan aktivitasnya," tutup Rivai, pengajar keamanan nasional di Universitas Pertahanan ini.

Setelah 31 orang pekerja pembangunan jembatan di Papua tewas ditembak oleh Kelompok Kriminal Sipil atau Separatis Bersenjata (KKSB) pada awal Desember tahun lalu, kini kembali tiga anggota TNI tewas saat baku tembak di Distrik Mugi, Nduga, Papua.

Peristiwa ini sedikit berbeda karena pelaku lebih berani berhadapan dengan pasukan TNI. Insiden ini terjadi pada 7 Maret 2019, ketika pasukan TNI Satgas Gakkum kekuatan 25 orang mengamankan jalur pergeseran pasukan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya