Berita

Foto:RMOL

Hukum

Mafia Peradilan Kebanyakan Berasal Dari Lingkungan Peradilan Sendiri

RABU, 06 MARET 2019 | 02:55 WIB | LAPORAN:

. Mafia peradilan sesungguhnya kebanyakan berasal dari lingkungan peradilan itu sendiri. Mereka adalah oknum pengacara, polisi, panitera pengganti, termasuk juga hakim.

Wakil Direktur Madrasah Anti Korupsi, Gufroni menjelaskan, biasanya ada tiga modus yang digunakan oleh para mafia peradilan.

"Yakni pada tahap prapersidangan, pada saat persidangan, dan putusan," ujar Gufroni dalam diskusi bertajuk "Mafia Hukum, Tema yang Hilang dari Perdebatan Pemilu Capres" di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/3).

Cara kerjanya, lanjut dia, mafia kasus dari jauh-jauh hari melakukan pendekatan dengan hakim untuk menanamkan jasa. Pendekatan itu biasanya dilakukan dengan nominal uang tertentu.

"Jadi nanti kalau ada perkara, hakim ini merasa tidak enak dengan makelar kasus ini," jelas Gufroni.

Karena merasa tidak enak dengan sang mafia atau makelar kasus itu, hakim pun berusaha untuk menuruti kemauannya. Salah satu caranya adalah dengan memilih para anggota majelis hakim yang kira-kira dapat diajak untuk bekerja sama dalam pengambilan putusan nanti.

"Saat persidangan, biasanya ada rekayasa pengaturan saksi, biasanya ada saksi yang tidak tahu, tidak mengetahui peristiwa," tambah Gufroni.

Lalu, beber pengajar di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) itu, saat mau masuk agenda putusan, dilakukanlah semacam "lelang putusan".

"Biasanya putusan, ada "lelang putusan", mau divonis berapa tahun, mau dikabulkan penjara, perdata. Dulu ada perkara yang saya tangani dan kalah, itu menariknya kasus hukum," ungkapnya.

Lebih lanjut kata Gufroni, mereka yang menjadi mafia hukum sebenarnya bukanlah orang sembarangan. Yaitu ada oknum pengacara, polisi, panitera pengganti dan hakim.

"Berdasarkan catatan banyak juga hakim yang terjerat korupsi, mulai KPK atau kejaksaan," tutup Gufroni.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya