Berita

Dutabesar Jepang Masafumi Ishii/RMOL

Ambassador Talks

Dubes Jepang: Kompetisi Selalu Bagus

SENIN, 04 MARET 2019 | 16:18 WIB | OLEH: TEGUH SANTOSA

PADA bulan Oktober 2015 pemerintah Indonesia memberikan proyek kereta api cepat (High Speed Railways/HSR) Jakarta-Bandung kepada Republik Rakyat China (RRC) yang belakangan juga tampak semakin agresif mendekati Indonesia.

Keputusan ini mengecewakan pemerintah Jepang yang merasa telah terlibat cukup jauh. Untuk mengobati kekecewaan Jepang itu, Presiden Joko Widodo mengutus Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ketika itu, Sofyan Djalil, bertemu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Kartunis Jepang, Hiroshi Onan, tahun lalu membuat heboh. Ia merilis serangkaian kartun yang mengkritik sikap Indonesia dalam proyek HSR Jakarta-Bandung. Gelombang protes dari banyak kalangan di Indonesia akhirnya memaksa Hiroshi Onan menyampaikan permintaan maaf, dan menghapus kartun-kartun itu dari akun media sosial miliknya.

Berikut adalah bagian kedua dari wawancara Redaksi Majalah RMOL dengan Dutabesar Jepang Masufumi Ishii di ruang kerjanya beberapa waktu lalu:


Bagaimana dengan kompetisi antara perusahaan-perusahaan Jepang dan China di Indonesia?

Anda tahu, kompetisi selalu bagus, terutama untuk Anda, untuk Indonesia. Saya kira apa yang harus Anda lakukan adalah membiarkan kami, Jepang, China, Eropa, Amerikat Serikat, Rusia, berkompetisi. Sehingga kemudian Anda mendapatkan penawaran terbaik. Untuk pertumbuhan ekonomi, kompetisi selalu bagus. Saya memandangnya sangat-sangat positif. Tentu saja dalam sebuah kompetisi Anda harus bertarung. Kompetisi bisa jadi sangat keras. Terkadang Anda menang, dan terkadang Anda kalah.


Ketika Jepang kalah dari China dalam proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung, apakah menurut Anda ini juga bagian dari kompetisi?

Ya. Tentu saja. Kami berkompetisi. Sayang sekali karena dalam kompetisi itu kami kalah.


Bagaimana perasaan Anda atas kekalahan itu?

Saya belum bertugas di sini. Tetapi saya merasa sedikit kecewa. Menyesal (sorry), bisa jadi bukan kata yang tepat. Melihat apa yang sedang terjadi dengan proyek itu, saya kira itu adalah pekerjaan yang tidak mudah. Saya rasa keduanya, China dan pemerintah Indonesia, menghadapi masa yang sulit. Saya kira, tingkat kesulitannya tidak akan berubah walaupun misalnya Jepang yang terlibat. Siapapun yang keluar sebagai pemenang, saya kira situasinya akan sama.

Apapun yang terjadi setelahnya, itu bukan akhir, itu bukan satu-satunya proyek. Ada banyak proyek yang lain. Kita punya sejarah panjang dalam kerjasama MRT (Mass Rapid Transportation) yang akan mulai dioperasikan secara komersial dalam waktu dekat. Kami sangat bangga bisa memberikan kontribusi untuk situasi yang lebih baik di Jakarta.

Sekarang kami juga sedang mendiskusikan tentang proyek kereta api Jakarta-Surabaya untuk membuatnya lebih cepat. Ini bukan kereta dengan kecepatan tinggi.

Dari semua proses dan pembicaraan mengenai proyek Jakarta-Surabaya, saya mendapatkan impresi bahwa apa yang penting bagi negara ini terkait dengan pembangunan rel adalah, Anda tahu, transportasi kargo. Ini sangat penting. Hal kedua yang juga penting adalah pembangunan kawasan di sekitar stasiun-stasiun kereta utama. Terkait dengan upaya mengurangi kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin yang berbeda dari satu kawasan ke kawasan lain. Dalam upaya untuk menciptakan daya beli yang berimbang, jalur kereta api saya kira dapat dikomparasikan dengan jalan-jalan (roads) utama.

Dengan demikian, saya kira proyek kereta Jakarta-Surabaya merupakan salah satu prioritas.


Apakah China juga berusaha mendapatkan proyek itu?

Sejauh yang saya tahu, setiap kali Perdana Menteri Shinzo Abe bertemu dengan Presiden Joko Widodo selalu disebutkan bahwa proyek kereta Jakarta-Surabaya adalah proyek Jepang-Indonesia. Tentu saja apapun hasil akhirnya semua terpulang kepada keputusan Indonesia. Namun sejauh ini kami sudah ditawarkan sebuah jaminan oleh tokoh yang sangat penting di negara Anda bahwa ini adalah dan akan terus menjadi proyek Jepang-Indonesia.


Tapi kalau kita melihat kasus proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung, awalnya disebutkan bahwa Jepang akan mendapatkan proyek itu. Namun belakangan, China yang mendapatkannya…

Saya tidak tahu tentang itu. Mengenai proyek Jakarta-Surabaya kami sudah mempersempit pilihan-pilihan bagaimana harus mengerjakannya. Sekarang kami sudah hampir siap memulai feasibility study. Tentu saja, seperti yang saya katakan sebelumnya ini selalu tentang kompetisi. Tetapi apa yang selalu kami dengar dari pemerintah Indonesia, dari level atas, level tengah sampai bawah, bahwa ini adalah proyek Indonesia-Jepang. Dan kami sangat bangga dengan ini.


Apa proyek lain yang sedang kita kerjakan saat ini?

Saat ini kami juga sedang membangun pelabuhan baru untuk Jakarta, Patimban. Saya rasa ini juga proyek yang penting. Kami sudah memulai ground breaking. Kami harapkan bisa melakukan soft opening pada akhir tahun ini. Pelabuhan ini sangat penting. Bukan hanya karena ini adalah pelabuhan yang lain (selain Tanjung Priok), tetapi dengan mengubah pola transportasi akan mengurangi kemacetan juga.

Anda tahu air di Tanjung Priok sudah sampai sini (setinggi dada), dan di saat bersamaan kawasan industrial berpindah ke sisi timur Jakarta. Apabila Tanjung Priok menjadi satu-satunya pelabuhan di Jakarta, semua harus melalui Jakarta, dari tol di pusat Jakarta menuju kawasan industrial di timur. Ini artinya kemacetan akan semakin parah.

Anda bisa menghabiskan 6 jam atau terkadang 7 jam untuk ke sana. Ide utamanya adalah menyediakan pelabuhan baru di sisi utara, di atas kawasan industrial yang ada di timur. Ini artinya, apapun yang dibutuhkan oleh kawasan industrial di timur datang dari pelabuhan baru yang ada di utara, datang langsung ke sana. Artinya kemacetan di Jakarta akan berkurang, dan watu tempuh akan lebih bisa diperkirakan. Ketika barang-barang datang, manajemen stok barang akan menjadi lebih mudah.
 
Saat ini tidak ada yang bisa memperkirakan kapan barang yang dibutuhkan akan tiba, karena semua menggunakan jalan tol yang sama. Ini membuat perencanaan menjadi sangat sulit, ini juga berarti hilangnya peluang dan menciptakan biaya tinggi yang sesungguhnya tidak diperlukan.

Pembangunan pelabuhan Patimbang akan sangat penting dalam rangka menciptakan predictability, mengurangi kemacetan, memudahkan perencanaan bagi manajemen barang. Berarti, pertumbuhan yang lebih baik.


Untuk pelabuhan Patimban ini, apakah Jepang hanya membangun pelabuhan, atau nanti ikut dalam manajemen pelabuhan?

Ini adalah proyek ODA (Official Development Assistance), dan kami tidak hanya membangunnya tapi juga ikut dalam manajemen. Tidak hanya perusahaan Jepang, tetapi juga melibatkan kerjasama dengan pihak Indonesia. Untuk hal manajemen kita masih memiliki banyak waktu, dan ini sedang dalam pembicaraan.


Bagaimana dengan proyek pembangunan jalan di Pulau Sumatera?

Anda lebih tahu tentang situasi jalan tol di Sumatera. Banyak jaringan yang terlibat, banyak perusahaan, tidak hanya perusahaan Jepang yang terlibat. Tetapi kami diminta oleh pemerintah Indonesia untuk melakukan bagian yang lebih sulit, di dekat Padang, Sumatera Barat. Saya tidak begitu ingat nama kotanya, tetapi itu di kawasan yang banyak gunung dan sering diguncang gempa. Struktur jalan yang dibangun harus sangat-sangat kuat. Kita juga perlu membangun terowongan yang harus sangat solid. Dibutuhkan teknologi khusus. Itu sebabnya kami diminta untuk mengerjakan bagian itu.  Kami gembira melakukan hal ini, dan sedang dalam proses.


Kapan proyek ini diharapkan selesai?

Saya belum tahu. Tetapi saya tidak bicara tentang 10 tahun. Saya bicara tentang rentang waktu tiga sampai lima tahun. Kami sudah sampai pada tahap finalisasi pengaturan keuangan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya