Berita

Asisten Operasi (Asops) Polri Irjen Rudi Sufahriadi/RMOL

Hukum

Kendala Satgas Tinombala Tangkap Sisa-Sisa Kelompok Ali Kalora

SENIN, 04 MARET 2019 | 12:54 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Satuan Tugas (Satgas) Tinombala masih belum berhasil menangkap seluruh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora, meski hanya tersisa 12 orang dengan kekuatan empat pucuk senjata.

Asisten Operasi (Asops) Polri Irjen Rudi Sufahriadi menguraikan kendala yang dihadapi dalam memberangus kelompok tersebut. Menurutnya, medan yang susah dan hidup kelompok ini yang berpindah-pindah menjadi alasannya.

“Mereka lebih menguasai medannya sementara satuan yang bertugas itu gantian enam bulan sekali. Ketika baru menguasai medan, dia waktunya terbatas harus berpindah,” jelasnya di Mabes Polri, Jakarta, Senin (4/3).


Selain terkendala dengan pemahaman personel soal medan, Kata Rudi, kelompok ini juga berdiam di atas belantara hutan yang ada di pegunungan. Ditambah lagi, masyarakat ragu untuk memberikan informasi kepada Satgas saat melihat keberadaan kelompok ini mendekat atau bertemu masyarakat di tengah hutan.

“Karena mereka (warga) diancam. Akhirnya kita akan bekerja menggunakan teknologi dan jejak-jejak yang ada,” ujarnya.

Kelompok Mujahidin Indonesia Timur diambil alih Ali Kalora setelah Santoso tewas pada 2016 lalu dalam Operasi Tinombala gabungan polisi dan TNI.

Kepolisian sebelumnya telah mengultimatum Ali Kalora Cs untuk menyerahkan diri sebelum 29 Januari 2019. Ultimatum itu salah satunya ditulis dalam selebaran yang disebar melalui udara di wilayah pegunungan biru, Sulawesi Tengah yang disinyalisasi sebagai tempat persembunyian mereka.

Jika tidak kunjung menyerahkan diri hingga waktu yang ditentukan, Satgas Tinombala akan melakukan operasi penyerbuan ke sarang Ali Kalora cs.

Kelompok ini menjadi sorotan publik setelah aksinya membunuh dan memutilasi warga di Desa Salubanga, Sausu, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada 31 Desember 2019. Diduga aksi tersebut untuk mengundang aparat kepolisian mendatangi lokasi.

Esoknya, mereka menembaki petugas kepolisian yang tengah olah TKP dan mengevakuasi jasad korban mutilasi. Dua anggota mengalami luka tembak akibat peristiwa tersebut.

Kontak tembak antara petugas dan kelompok teroris sempat berlangsung sekitar 30 menit. Mereka kemudian melarikan diri ke wilayah pegunungan di perbatasan Kabupaten Parigi Moutong dan Poso. Hingga saat ini, pengejaran terhadap mantan anak buah Santoso alias Abu Wardah itu terus berlanjut.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya