Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Ketegangan Di Kashmir Belum Reda, Serangan India-Pakistan Renggut Delapan Nyawa

SABTU, 02 MARET 2019 | 22:36 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Ketegangan antara dua negara tetangga, India dan Pakistan rupahya belum juga mereda. Prajurit India dan Pakistan telah menargetkan pos dan desa masing-masing di sepanjang perbatasan mereka yang tidak stabil di Kashmir yang disengketakan dan menewaskan sedikitnya enam warga sipil dan dua tentara Pakistan akhir pekan ini (Sabtu, 2/3).
 
Ketegangan telah meningkat sejak pesawat India menyeberang ke Pakistan pada hari Selasa lalu dan melakukan serangan terhadap gerilyawan yang dipersalahkan atas pemboman bunuh diri 14 Februari di Kashmir yang dikuasai India yang menewaskan 40 tentara India. Pakistan membalas, menembak jatuh sebuah jet tempur pada hari Rabu dan menahan pilotnya. Namun sang pilot segera dikembalikan ke India pada hari Jumat (1/3) dengan sikap damai.
 
Namun pertempuran kembali berlanjut di Kashmir. Militer Pakistan mengatakan dua tentaranya tewas dalam baku tembak dengan pasukan India di dekat Garis Kontrol yang memisahkan Kashmir.
 

 
Sementara itu Polisi India mengatakan dua saudara kandung dan ibu mereka tewas di Kashmir yang dikuasai India. Ketiganya tewas setelah sebuah peluru yang ditembakkan oleh tentara Pakistan menghantam rumah mereka di wilayah Poonch dekat Garis Kontrol.
 
Di Kashmir yang dikuasai Pakistan, pejabat pemerintah Umar Azam mengatakan pasukan India dengan senjata berat menargetkan penduduk desa di sepanjang Garis Kontrol. Akibatnya, seorang anak lelaki meninggal dunia dan tiga orang lainnya luka. Dia mengatakan beberapa rumah dihancurkan oleh penembakan India.
 
Setelah jeda beberapa jam, penembakan senjata kecil dilanjutkan. Pernyataan militer Pakistan mengatakan dua warga sipil tewas dan dua lainnya cedera dalam pertempuran baru itu. Tentara India mengatakan pasukan Pakistan menyerang pos-pos India di beberapa tempat di sepanjang garis militer.
 
Dikabarkan Al Jazeera, para pejabat dari kedua negara saling menyalahkan atas pelanggaran tidak diprovokasi atas perjanjian gencatan senjata tahun 2003 di beberapa sektor di sepanjang perbatasan Kashmir, yang menargetkan pos-pos tentara serta desa-desa. **

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya