MENJELANG pemilihan umum di sebuah negara demokrasi, lazim diselenggarakan kampanye bagi mereka yang mencalonkan diri untuk dipilih oleh rakyat agar bisa duduk di tahta kekuasaan yang didambakan. Pada masa kampanye rakyat dirayu dengan berbagai janji surga agar sudi memilih sang perayu untuk duduk di tahta kekuasaan yang didambakan bukan rakyat namun sang perayu belaka.
Rakyat
Rakyat diletakkan pada posisi terhormat untuk habis-habisan dirayu demi memilih pihak yang membutuhkan suara rakyat untuk menang dalam pemilu agar berhasil menjadi penguasa. Sungguh naas nasib rakyat seperti nasib sepah yang habis manis langsung dibuang. Setelah pemilu usai di mana sang perayu berhasil memenangkan pemilu berkat memperoleh suara rakyat dalam jumlah yang lebih banyak ketimbang para pesaing lainnya sehingga berhasil duduk di atas tahta singgasana kekuasaan yang diidamkan, para pemenang pemilu langsung menderita amnesia maka langsung lupa kepada rakyat termasuk segenap janji surga yang dijanjikan ke rakyat. Ibarat sepah setelah habis manisnya maka wajar jika dibuang.
Sukrasana
SukrasanaNasib rakyat pasca pemilu mirip nasib Sukrasana pasca dimanfaatkan Sumantri untuk memenuhi syarat meraih jabatan patih kerajaan Maespati. Ketika ditugaskan oleh Prabu Arjuna Sasrabahu melaksanakan mission impossible memindah Taman Sriwedari, Sumantri memohon bantuan adiknya, Sukrasana yang sakti mandraguna. Setelah Taman Sriwedari terbukti dipindah, staf keprabon Arjuna Sasrabahu mengundang Sumantri ke istana kerajaan untuk dilantik menjadi patih merangkap panglima kerajaan Maespati. Sukrasana merengek minta ikut menghadiri upacara pelantikan kakak tercintanya namun mentah-mentah ditolak oleh Sumantri akibat malu memperkenalkan adindanya yang buruk rupa kepada masyarakat elit ring satu kerajaan. Sukrasana memaksa minta ikut, maka Sumantri menakut-nakuti dengan senjata panah yang secara tak sengaja terlepas dari busur menembus dada Sukrasana. Sang adinda secara mengenaskan tewas akibat dianggap sebagai sepah yang sudah habis manisnya oleh sang kakanda.
AmnesiaPenyakit amnesia alias kacang-lupa-kulit alias habis-manis-sepah-dibuang alias lupa-daratan-dumeh-berkuasa tampaknya memang lazim menjangkiti mereka yang haus kekuasaan sehingga menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan namun setelah berhasil meraih kekuasaan tidak segan melupakan bahkan mengkhianati mereka yang berjasa sehingga sang pendamba kekuasaan berhasil berkuasa.
Penulis adalah pembelajar filsafat wayang purwa.