Mayoritas pemilih di pulau Okinawa Jepang menolak relokasi pangkalan militer Amerika Serikat ke bagian lain di pulau tersebut.
Â
Hal itu terungkap dalam pemungutan suara atas referendum relokasi yang digelar kemarin (Minggu, 24/2).
Â
Sekitar 72 persen warga Okinawa memilih untuk menolak rencana relokasi pangkalan udara Futenma Marinir Amerika Serikat. Sementara itu 19 persen suara mendukung.
Â
Â
Dengan tingkat partisipasi sekitar 63 persen, maka jumlah pemilih yang menolak relokasi adalah sekitar 434 ribu orang.
Â
Jumlah ini cukup untuk memenuhi ambang batas yang diperlukan bagi Gubernur Okinawa Denny Tamaki untuk menghormati hasil referendum.
Â
Namun referendum tersebut bersifat simbolik dan tidak mengikat. Pemerintah Jepang pun tetap pada rencana untuk melakukan relokasi.
Gubernur Okinawa Tamaki memuji hasil referendum yang sangat signifikan.
Â
"Saya akan sangat menuntut agar pemerintah secara jujur ​​menghadapi kemauan tegas rakyat kita, segera meninjau kebijakannya saat ini dan menghentikan pembangunan," ujarmya seperti dimuat
Al Jazeera.
Â
Namun Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan pada hari Senin (25/2) bahwa pemerintah menganggap serius hasilnya dan akan bekerja untuk mendapatkan pemahaman warga Okinawa.
Â
Meski begitu, rencana untuk memindahkan pangkalan itu tidak dapat ditunda.
Â
"Kita tidak bisa menghindari keharusan memindahkan Futenma, yang dikatakan sebagai pangkalan paling berbahaya di dunia," kata Abe, mencatat bahwa dua dekade telah berlalu sejak AS dan Jepang telah menyetujui relokasi.
Â
"Kami tidak bisa menunda ini lagi," demikian Abe.
[mel]