Berita

Ustaz Sani Abdul Fatah/RMOL

Politik

Doa Yang Mengancam Neno, Sani: Pendukung Sebelah Beraninya Sama Perempuan

SABTU, 23 FEBRUARI 2019 | 15:06 WIB | LAPORAN: TUAHTA ARIEF

Puisi yang dibacakan Neno Warisman dan dituduh sebagai sebuah doa yang mengancam adalah tafsir liar yang sengaja diarahkan oleh pendukung petahana untuk merusak keberhasilan Munajat 212 pada Kamis (21/2) lalu.

Selain itu, serangan itu juga dianggap sebagai sebuah persekusi kepada Neno Warisman secara pribadi.

"Menurut hemat kami, mencari kesalahan pada acara Munajat 212 kemarin adalah ciri-ciri orang yang panik dan takut kalah. mereka mencari apa saja untuk bisa dijadikan sasaran tembak, walaupun tak ada kesalahan," kata Ketua GNPF Ulama Binjai Ustaz Sani Abdul Fatah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (23/2).


Dikatakan aktivis 212 ini, doa yang dibalut puisi oleh Neno Warisman pada malam itu sama sekali tidak ada yang salah.

"Itu kan doa, dimana umat islam minta dimenangkan Allah agar keluar dari potensi dan ancaman diskriminatif. Ini kok tafsirnya malah mengatakan mengancam Tuhan," lanjut dia.

Menurut Sani, puisi Neno itu sengaja ditarik-tarik ke dalam wilayah politis, sehingga memungkinkan untuk lahir kembali pasal-pasal pidana.

Aktifis Satgas Anti Narkoba (SAN) ini juga mengatakan bahwa dalam riwayat, Nabi Muhammad juga pernah berdoa dengan nada yang dituduhkan pendukung petahana sebagai doa ancaman.

"Dalam perang Badar, disebutkan bahwa Rasulullah Saw pernah berdoa "Ya Allah, jika pasukan Islam yang berjumlah sedikit ini musnah, niscaya tidak ada lagi orang yang akan menyembah-Mu di muka bumi ini." (HR. Muslim). Itu sahih," lanjut dia.

Dalam hal lain kata Sani, serangan dan persekusi sering dialamatkan kepada Neno yang merupakan simbol dari kebangkitan emak-emak.

"Itu pendukung petahana beraninya sama Neno. Nampaknya pendukung sebelah memang senangnya menyerang perempuan," tandas Sani. [hta]






Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya