Berita

Brigjen Dedi Prasetyo/Net

Hukum

Polisi Dalami Pengakuan Liga 1 Indonesia Banyak Diatur Mafia

SABTU, 23 FEBRUARI 2019 | 08:54 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

. Saat tayangan Mata Najwa di salah satu televisi nasional, terungkap bahwa pertandingan Liga 1 Indonesia banyak diatur oleh mafia sepak bola.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan, pada prinsipnya Satuan Tugas (Satgas) Anti Mafia Bola Polri bakal menindaklanjuti pernyataan tersebut sebagai petunjuk pengungkapan kasus mafia bola.

"Semua yang menjadi petunjuk akan kita tindaklanjuti," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/2).


Selain itu, tambah Dedi, pertanyaan yang diungkap oleh perangkat pertandingan yang disamarkan nama dan wajahnya itu bakal menjadi bahan pendalaman untuk kemudian dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

"Pasti akan kita dalami. Ya tidak menutup kemungkinan siapa-siapa yang bicara dalam acara itu akan dituangkan di BAP," jelasnya.

Sebelumnya, pada program acara Mata Najwa episode PSSI Bisa Apa Jilid 4, perangkat pertandingan yang jadi narasumber mengungkap banyak hasil laga Liga 1 2018 sudah diatur. Narsum itu mengatakan semua laga Liga 1 2018 sudah diatur dan melibatkan klub-klub besar.

"Banyak hasil laga Liga 1 2018 sudah diatur meski sejumlah klub tak sedang bermain," kata sang narasumber seperti dikutip dari rekaman acara Mata Najwa.

Nara sumber itu menuturkan laga Arema FC kontra Borneo FC, Borneo FC versus PSM Makassar, dan Bali United melawan Persela Lamongan termasuk yang sudah diatur.

"Arema FC versus Borneo di Liga 1 2018, sosok berinisial IB memerintahkan wasit buat memenangkan Arema. Imbalannya Rp 20 sampai Rp 25 juta," katanya.

"Begitu pula dengan laga Borneo FC melawan PSM Makassar. Sosok Exco PSSI berinisial YN mengatur supaya Borneo menang. Imbalannya Rp 70 juta. Tapi, waktu itu justru PSM yang menang," paparnya.

"Saat Bali United menghadapi Persela Lamongan, YT yang mengatur supaya Bali United menang dengan imbalan Rp 40 juta," lanjutnya. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya