Berita

Fahri Hamzah/Net

Politik

Fahri Hamzah: Yang Memulai Dana Desa SBY, Bukan Jokowi

KAMIS, 21 FEBRUARI 2019 | 14:36 WIB | LAPORAN:

Para pejabat pemerintah diingatkan untuk tidak menggunakan pos-pos anggaran negara, seperti Dana Desa sebagai bahan kampanye pemilu, baik pileg maupun pilpres.

Peringatan ini disampaikan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah saat dihubungi wartawan, Kamis (21/2).

"Dana Desa adalah perintah dari UU 6/2014, yang lahir pada masa Pemerintahan SBY. Dan nomornya kalau kita lihat nomor 6, itu artinya UU yang lahir di awal pemerintahannya atau di awal tahun 2014," katanya.


Fahri menjelaskan kalau Pemerintahan SBY berakhir pada tanggal 20 Oktober 2014. Artinya kalau ada perintah UU, yang kira-kira disahkan di awal tahun, berarti pada saat presiden mengajukan rancangan ABPN 2015, dalam pidato tanggal 16 Agustus 2014 itu, presiden telah memulai mengimplementaskan perintah dari UU 6/2014 tentang UU Desa.

"Nah, artinya yang memulai meletakan anggaran dalam APBN Dana Desa itu adalah Pak SBY, bukan Pak Jokowi. Dan itu bukan perintah pribadi presiden, tetapi perintah UU," tegasnya.

Jadi, lanjut pimpinan DPR RI Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), kalau ada pejabat yang menganggap bahwa itu perintah dari presiden, maka itu bohong. Sebab, siapapun presidenanya, UU Dana Desa itu pasti tetap ada karena itu perintah UU.

"Saya kira tendensi untuk menggunakan pos-pos anggaran negara sebagai kampanye, itu sangat berbahaya dan oleh sebab itu harus diusut sebagai satu tindakan kebohongan publik," tegas politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.

Fahri pun menuturkan bahwa UU desa disahkan 18 Desember 2013 diberi nomor 6 di awal tahun 2014. Artinya pada Pidato Nota Keuangan Agustus 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus dan telah melaksanakan perintah UU untuk mengalokasikan dana desa dalam APBN 2015 yang alokasi awalnya sebesar Rp 9 triliun, yang kemudian dalam alokasi perubahan (APBNP 2015 menjadi Rp 20,7 T) .

"Jadi itu perintah UU, bukan perintah Pak Jokowi. Tapi memang begitu masuk belanja APBN 2015, Presidennya sudah pak Jokowi," pungkas politisi dari PKS itu. [ian]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya