Berita

Bendera Palestina/Net

Dunia

Babak Baru Perjuangan Bangsa Palestina

RABU, 13 FEBRUARI 2019 | 17:42 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

PERJUANGAN bangsa Palestina untuk mendapatkan kemerdekaan kini memasuki babak baru. Usai memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv, kini Amerika Serikat mensponsori atau menggalang dukungan internasional untuk semakin mengucilkan Iran melalui pertemuan yang akan diadakan di Warsawa, Polandia.

Sebelum perhelatan di atas dimulai, kini Presiden Donald Trump mengirim menantunya Jared Kushner yang diberi jabatan sebagai Penasehat Senior Gedung Putih dalam masalah Timur Tengah, memimpin delegasi untuk mengunjungi sejumlah negara di kawasan Teluk, seperti: Saudi Arabia, UAE, Oman, Bahrain dan Qatar.

Walaupun tujuan kunjungan delegasi ini secara resmi disebutkan dalam rangka menghidupkan kembali pembicaraan damai antara Palestina dan Israel yang diberi judul keren the deal of century, akan tetapi bagi mereka yang mengikuti secara cermat kebijakan Amerika setelah Trump menghuni Gedung Putih, akan menyimpulkan bahwa harapan penyelesaian damai konflik antara Palestina dengan Israel dalam kerangka two states solution sejatinya telah pupus.

Karena itu, patut diduga tujuan sebenarnya delegasi yang dipimpin Kushner tidak lain untuk memobilisasi dukungan sejumlah negara Teluk yang cukup kaya ini untuk mensukseskan acara di Warsawa.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah memanfaatkan momentum politik ini dengan cara mengunjungi Saudi Arabia. Walaupun ia mendapat jaminan dari Raja Salman sang penguasa de jure bahwa Saudi Arabia tetap komit mendukung kemerdekaan Palestina, akan tetapi sang Raja sama sekali tidak menyinggung masalah Jerusalem Timur sebagai ibukotanya sebagaimana dituntut Palestina selama ini. Hal ini semakin memperkuat spikulasi bahwa Saudi Arabia mendukung usulan Trump dalam the deal of century yang bocor untuk menjadikan Abu Dis yang terletak di Timur Jerusalem sebagai ibukota Palestina pengganti Jerusalem.

Pertanyaannya kini, jika harapan kemerdekaan Palestina semakin jauh, mengapa sejumlah negara Arab masih bersemangat berhubungan dengan Amerika yang nyata-nyata memihak Israel?

Bagi yang mengikuti perkembangan konstalasi politik secara seksama, tentu akan melihat sejatinya sejumlah negara Arab kaya khususnya yang berada di kawasan Teluk sudah tidak sungguh-sungguh lagi membela Palestina, akan tetapi mereka tentu tidak ingin mendapatkan kecaman dari dunia Islam jika menampakkan sikapnya ini secara terbuka.

Situasi yang serupa juga dialami Amerika yang tidak ingin dikecam dunia internasional, karena sebelumnya Amerikalah yang menjadi mediator sekaligus sponsor utama perjanjian damai Palestina-Israel dalam kerangka two states solution yang kini dimentahkan Presiden Amerika sendiri dengan berbagai kebijakannya yang merugikan Palestina.

Berbagai pertemuan antara Amerika dengan sejumlah negara Arab akhir-akhir ini, walaupun dibungkus dengan isu Palestina atau isu perdamaian di kawasan Timur Tengah, isinya tidak jauh dari upaya untuk menekan Iran baik secara ekonomi, politik, maupun militer.

Bagi sejumlah negara Arab, Iran saat ini dianggap lebih berbahaya dari Israel. Sementara bagi Amerika, Iran bukan saja telah mengancam eksistensi negara Israel, akan tetapi Iran sudah menggerogoti wibawa Amerika di mata para sekutunya di Timur Tengah. Bila hal ini dibiarkan, maka Amerika akan kehilangan hak istimewanya untuk mengendalikan negara-negara Arab yang dinikmatinya selama ini.  

Situasi ini tentu membuat masalah Palestina bukan saja terabaikan, akan tetapi telah membuat Israel semakin semena-mena. [***]

Penulis adalah pengamat politik Islam dan demokrasi.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Disdik DKI Segera Cairkan KJP Plus dan KJMU Tahap II

Sabtu, 30 November 2024 | 04:05

Israel dan AS Jauhkan Umat Islam dari Yerusalem

Sabtu, 30 November 2024 | 03:38

Isu Kelompok Rentan Harus Jadi Fokus Legislator Perempuan

Sabtu, 30 November 2024 | 03:18

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Luncurkan White Paper

Sabtu, 30 November 2024 | 03:04

Pasukan Jangkrik Gerindra Sukses Kuasai Pilkada di Jateng

Sabtu, 30 November 2024 | 02:36

Fraksi PKS Usulkan RUU Boikot Produk Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 02:34

Sertijab dan Kenaikan Pangkat

Sabtu, 30 November 2024 | 02:01

Bawaslu Pastikan Tak Ada Kecurangan Perhitungan Suara

Sabtu, 30 November 2024 | 01:48

Anggaran Sekolah Gratis DKI Disiapkan Rp2,3 Triliun

Sabtu, 30 November 2024 | 01:17

Mulyono Bidik 2029 dengan Syarat Jakarta Dikuasai

Sabtu, 30 November 2024 | 01:01

Selengkapnya