Berita

IIHE Forum 2019/Net

Nusantara

Sinergitas Indonesia-India Bidang Pendidikan Akan Beri Manfaat Besar

SELASA, 29 JANUARI 2019 | 11:29 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Hubungan histori antara Indonesia dan India dalam bidang pendidikan sudah berlangsung dari zaman Kerajaan Sriwijaya. Kerjasama yang sangat erat itu, terutama dalam bidang pendidikan tinggi.

Namun dalam perjalanannya, hubungan kedua negara sahabat yang dimulai sejak Presiden RI Soekarno dengan PM India Jawaharlal Nehu pasang surut. Dalam beberapa dekade terakhir, kebanyakan masyarakat Indonesia memiliki perspektif yang kurang positif mengenai India begitupun sebaliknya.

Hal ini menjadi suatu hal yang sangat disayangkan jika tidak segera dicarikan solusi karena masing-masing negara memiliki kelebihan, yang jika disinergikan dalam bentuk kerjasama, terutama dalam hal pendidikan bisa memberikan manfaat yang sangat besar bagi kemajuan kedua negara Asia ini.

Demikian disampaikan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL DIKTI) wilayah III, Dr. Illah Sailah di sela-sela seminar internasional: Indonesia India Higher Education Forum 2019 (IIHE Forum 2019) pada khir pakan lalu.

Illah Sailah mengatakan Konsorsium Perguruan Tinggi Swasta, yang beranggotakan PT di Jakarta yang termasuk dalam jaringan kerja sama Indonesia-India di bawah koordinasi LL DIKTI wilayah III dibentuk dengan tujuan membangun kerjasama yang optimal antara PTS di Indonesia dengan Perguruan Tinggi di India.

"Kerjasama yang dihasilkan, kita harapkan bisa membawa kemajuan yang maksimal bagi pendidikan Tinggi Indonesia dan India, baik dalam hal pendidikan, penelitian, studi banding dan pertukaran pengetahuan mahasiswa serta pengabdian masyarakat," ujar Ilah seperti dalam keterangan tertulis, Selasa (29/1).

Kenapa harus India, dijelaskan Illah, populasi negara India dengan jumlah penduduk 660 juta dan warga negara India ada di sejumlah negara-negara di dunia menjadi potensi dan peluang yang sama dengan Indonesia untuk saling menjalin sinergitas dan harmoni dalam kebaikan bersama.

"Di India ada sistem pendidikan tinggi yang patut dicontoh, dan di India telah well-manage literasi ilmiah dengan cost murah, dan jurnalnya sangat produktif. Dan juga ada program yang diperlukan untuk koordinasi antarkampus," ungkap Illah.

Konsorsium ini terdiri dari Universitas YARSI, Universitas Budi Luhur, Universitas Borobudur, Universitas Mercu Buana, Universitas Darma Persada, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Institut Transportasi dan Logistik Trisakti, STIE Pariwisata Internasional, STIE Indonesia, STIE Kusuma Negara, dan Institut Sains dan Teknologi Pradita serta Unsurya.

Dalam implementasi kerjasama yang merupakan bagian dari kerjasama Indonesia-India dalam bidang pendidikan, Konsorsium PTS Jakarta mengadakan seminar Indonesia IIHE Forum 2019 yang dihelat di Universitas YARSI tersebut.

Prof Dr. Didik Sulistyanto yang merupakan Koordinator Konsorsium PTS Jakarta Indonesia-India dan Vishesh Chandrashekar dari Acharya Institutes menjadi narasumber dalam acara ini, yang juga dihadiri Dr. Illah Sailah Kepala LLDIKTI Wilayah III, Prof T Basarudin dari BAN PT, Prof Jurnalis Uddin, Ketua Yayasan Universitas YARSI, Prof Susi Endrini, Rektor Universitas YARSI, serta perwakilan seluruh anggota konsorsium dan delegasi kampus-kampus terbaik di India yang berkunjung ke Indonesia. Diantaranya Ketua STIENI Dr Hotma Napitupulu, Ketua Yayasan Universitas Borobudur, H Bambang Bernanthos, Warek Unsurya, Ir Bambang B Sulistiyono, Ketua LPPM STEIN.

Seminar tersebut merupakan bagian dari kerjasama Indonesia-India dalam bidang pendidikan, penelitian, studi banding dan pertukaran pengetahuan mahasiswa.

Rektor Universitas YARSI, Prof. Susi Endrini Ph.D sebagai host dalam seminar itu mengatakan untuk Kampus YARSI telah dilaksanakan program unggulan yang bisa dikelola dan dilakukan penelitian bersama antara Indonesia dan India.

"Keunggulan Universitas YARSI yang telah menggelar konfrensi internasional tentang tumbuhan obat herbal beberapa waktu lalu bisa menjadi best practise konsorsium mengimplementasikan kerjasama ini antara Indonesia dan India," jelas Susi. [rus]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya