Berita

Abu Bakar Ba'asyir/Net

Politik

Pembatalan Pembebasan Ustaz Ba'asyir Harus Dijelaskan Terbuka Apakah Karena Tekanan Asing

SELASA, 22 JANUARI 2019 | 12:41 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Adminsitrasi dan manajemen pemerintahan paling buruk sepanjang sejarah Indonesia adalah pemerintahan sekarang rezim Presiden Joko Widodo.

Demikian disampaikan Ketua Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menanggapi kajian mendalam pemerintah terkait pembebasan terpidana perkara tindak pidana terorisme Ustaz Abu Bakar Ba'asyir.

Jumat lalu (18/1), Jokowi sapaan akrab Kepala Negara mengatakan, salah satu indikator pembebasan Ustaz Ba'asyir karena alasan kemanusiaan. Sebelumnya di hari yang sama, pengacara Jokowi-Ma'ruf, Yusril Ihza Mahendra yang menyampaikan soal rencana pembebasan Ustaz Ba'asyir.


Namun pada Senin kemarin (21/1), Menko Polhukam Wiranto menyatakan, Presiden Jokowi meminta pejabat terkait membuat kajian pertimbangan hukum terkait rencana pembebasan Ustaz Ba'asyir.

"Rezim gaduh dan terlalu banyak cerita hebat yang omong kosong. Tidak membaca sebelum tanda tangan, dan sekarang kemanusiaan dipermainkan," kata Ferdinand Hutahaean di akun Twitter menanggapi polemik pembebasan Ustaz Ba'asyir, Selasa (22/1).

"Dari awal saya sudah ragu tentang pembebasan ABB. Apalagi @jokowi bilang bahwa nanti Kapolri..! Ini bukan domain Kapolri sebagai penyidik tapi domain Kemenkumham dan BNPT. Dari sini saja Jokowi sudah terlihat tidak paham," sambung Jubir BPN Prabowo-Sandi ini.

Jelas Ferdinand, menjadi pemimpin itu tidak cukup hanya jadi presiden. Pemimpin itu harus berdaulat dalam posisinya, tidak tunduk pada tekanan dan tidak bisa diatur oleh kepentingan elite apalagi tekanan asing.

"Batalnya pembebasan ABB harus dijelaskan terbuka apakah karena tekanan asing," tutupnya. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya