Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
SUATU hal yang menakjubkan dari Nabi Muhammad Saw ialah menganjurkan untuk membantu pembangunan dan rehabilitasi rumah-rumah ibadah agama lain. Beberapa keprihatinan yang dilakukan Nabi terhadap keterlantaran rumah-rumah ibadah agama lain, di antaranya ialah anÂjuran Nabi untuk membantu perbaikan rumah ibadah non-muslim seperti yang tertera dari surat Nabi Muhammad Saw kepada kaum Kristen NaÂjran sebagaimana dikatakan: "Bila mereka memÂbutuhkan bantuan dalam memperbaiki rumah ibadah mereka atau apa saja yang berkaitan denÂgan urusan agamanya, mereka bisa dibantu dan hal tersebut termasuk pengukuhan bagi mereka yang dapat mendukung maslahah untuk agama mereka. Itu dianggap sebagai komitmen untuk memenuhi janji Nabi yang telah diberikan kepada mereka, dan juga pemberian Allah kepada merÂeka".
Surat Nabi ini luar biasa. Selain memberikan gambaran kearifan Nabi terhadap umat non-muslim, juga secara inplisit Nabi tidak pernah merasa terancam dengan kehadiran rumah-rumah agama umat lain. Itulah sebabnya Nabi selalu menginstruksikan agar rumah-rumah ibadah jangan disamakan dengan bangunan-bangunan lain. Mungkin yang lain dapat denÂgan mudah dibongkar atau dapat diruntuhkan tetapi rumah ibadah harus hati-hati. Rumah ibadah mewakili suasana batin para pemeluk agama itu dan jika batin yang disinggung maka itu bentuk penderitaan paling mendalam.
Setiapkali prajuritnya menuju ke medan perang, selalu Nabi menegaskan untuk tidak melakukan lima hal hal, yaitu jangan mengÂganggu kaum perempuan, jangan menggangÂgu anak-anak dan orang-orang tua bangka, jangan merusak rumah-rumah ibadah, dan janÂgan merusak pohon dan tanaman penduduk. Larangan-larangan tersebut sungguh sangat manusiawi. Kaum perempuan yang dianggap lemah dan memiliki status sosial yang sering termarginalkan diberikan instruksi pertama unÂtuk tidak mengganggu kaum perempuan di daÂlam medang jihad. Kaum perempuan sesungÂguhnya adalah ibu yang melahirkan kita. Boleh jadi itu anak dan saudara kita. Dengan melakuÂkan pendhaliman dan kekasaran terhadap merÂeka, apa bedanya jika perlakukan itu ditujuÂkan kepada keluarga dekat kita. Sama dengan anak-anak dan orang tua lemah, sangat tidak adil mendekatinya dengan pendekatan militer. Tawanan perang Badar di Madina tidak dijemur di bawah terik matahari tetapi diikat di masjid sambil diminta mengajarkan keterampilan keÂpada warga masyarakat Madina sesuai dengan bakat keterampilan masing-masing. Ujungnya adalah pembebasan dan kemerdekaan bagi mereka yang secara nyata memberikan keunÂtungan nyata kepada masyarakat.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00
Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03
UPDATE
Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04
Minggu, 14 Desember 2025 | 10:02
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:16
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:01
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:51
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:17
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:08
Minggu, 14 Desember 2025 | 07:40
Minggu, 14 Desember 2025 | 07:31