Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
PANCASILA bisa menjadi sebuah contoh keakraban antara kearifan lokal dan ajaÂran universal Islam. UniverÂsalitas nilai-nilai Islam tidak mesti harus dipertentangkan dengan nilai-nilai lokal. Nilai-nilai lokal yang sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan seÂsungguhnya dengan sendiÂrinya menjadi nilai-nilai universal. Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah sebuah rahmat Tuhan yang tak ternilai harganya, karena dengannya InÂdonesia mampu bertahan di atas berbagai tanÂtangan dari dalam dan dari luar. Mungkin para founding fathers kita tidak pernah membayangÂkan bahwa apa yang telah ditetapak secara muÂfakat berupa penentuan dasar negara melahirkan Indonesia indah seperti saat ini. Sementara negaÂra-negara muslim terbesar mengalami krisis konÂseptual pasca kemerdekaannya tetapi Indonesia sudah menganggap selesai segala sesuatu yang berhubungan dengan dasar kebangsaan. NKRI sudah disepakati sebagai bentuk final bagi bangÂsa Indonesia.
Kehadiran Pancasila sebagai melting pot ternyata bermuara pada terbentuknya masyarakat madani (baca: civil society) yang amat elegan bagi bangsa ini. Civil society di sini mengandung arti kecendÂerungan untuk mewujudkan nilai-nilai Islami lebih dominan sebagai kosekuensi populasi umat Islam yang menduduki posisi mayoritas mutlak. BukanÂnya mengedepankan legal formalism segai negara Islam sebagaimana dibahas dalam kitab-kitab Fikih Siyasah. Penampilan civil society dalam arti terseÂbut lebih membuka diri untuk mengakomodir seÂmua unsur yang ada dengan tetap memperhatikan unsur-unsur istimewa di dalam masyarakat. KelomÂpok inilah yang mempopulerkan istilah "masyarakat madani" sebagai wacana dalam kehidupan berbagÂsa dan bernegara lima tahun terakhir ini. Kelompok ini terus mengkristal sehingga menjadikan NKRI seÂmakin kokoh.
Bangsa ini sangat berutung karena Islam yang dikembangkan di dalamnya ialah Islam yang domÂinan beraliran Ahlu Sunnah dengan mazhab fikih Syafii yang lebih dominan. Aliran dan mazhab ini berperan penting juga di dalam mewujudkan keindonesiaan yang moderat. Namun bangsa ini tetap harus waspada karena intensitas pemahaÂman keagamaan masyarakat Indonesia cendÂerung dipengaruhi mobilitas masyarakat yang seÂmakin tinggi. Tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia semakin membaik, memungkinkan warganya mengirim anak-anak mereka studi ke luar negeri semisal ke Timur Tengah atau ke EroÂpa dan AS. Kehadiran manusia cerdas memiliki potensi besar untuk memberikan pengaruh ke daÂlam masyarakat, termasuk mempengaruhi panÂdangan keagamaan seperti aliran atau mazhab.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00
Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03
UPDATE
Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04
Minggu, 14 Desember 2025 | 10:02
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:16
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:01
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:51
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:17
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:08
Minggu, 14 Desember 2025 | 07:40
Minggu, 14 Desember 2025 | 07:31