Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Produktivitas Tebu Rendah Picu Harga Gula Nasional Tinggi

SABTU, 19 JANUARI 2019 | 06:57 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Harga gula lokal saat ini tiga kali lebih mahal dibandingkan harga gula di pasar internasional. Tingginya harga gula lokal mengindikasikan adanya biaya produksi yang tinggi di tingkat produsen lokal.

"Menekan impor gula tidak salah namun sebaiknya yang patut diutamakan adalah peningkatan daya saing pabrik gula Indonesia dan kebijakan pemerintah mendorong modernisasi pabrik gula. Ini langkah awal yang patut dipertimbangkan untuk menekan harga gula," ujar peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Assyifa Szami Ilman kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (19/1).
 
Berdasarkan data United States Department of Agriculture (USDA) dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2009-2018, harga gula kristal putih yang beredar di pasaran menunjukkan perbedaan harga dimana harga produk domestik hampir tiga kali lebih mahal dari harga internasional. Dengan kondisi ini, upaya menekan gula impor berpotensi mengurangi peredaran gula di pasar, yang pada akhirnya bisa meningkatkan harga menjadi jauh lebih mahal lagi.


Assyifa mengatakan, salah satu penyebab rendahnya produktivitas gula lokal adalah banyak pabrik gula di Indonesia yang sudah sangat tua. Pabrik-pabrik gula perlu mendapatkan revitalisasi mesin produksi. Belum lagi kualitas tebu yang ditanam dipengaruhi oleh faktor geografis dan iklim lokal.

Mengutip data dariUSDA, produktivitas perkebunan tebu di Indonesia hanya mencapai 68,29 ton per hektar di tahun 2017. Jumlah ini lebih rendah daripada negara-negara penghasil gula lainnya, seperti Brasil yang sebesar 68,94 ton per hektar dan India yang sebesar 70,02 ton per hektar dalam periode yang sama.
 
Dia mengatakan menekan impor gula bukan pekerjaan mudah. Hal ini dapat dilakukan apabila produksi dalam negeri sudah mencukupi permintaan dan tersedia pada harga yang terjangkau di pasar.

"Tentunya dengan memiliki komoditas gula yang terjangkau dan tersedia secara lokal, baik produsen maupun konsumen sama-sama untung," tukasnya.[dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya