Berita

Politik

Ketua MUI DKI Harusnya Berdiri Di Tengah Tidak Memihak

KAMIS, 17 JANUARI 2019 | 18:34 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Kampanye Pemilu serentak 2019 publik masih diresahkan dengan penggunaan istilah yang kurang mendidik. Seperti "cebong" dan "kampret" yang kerap berseliweran di media sosial.

Dan sangat disayangkan, istilah itu disampaikan oleh tokoh agama. Untuk diketahui, "cebong" diidentikkan dengan pendukung petahana dan "kampret" untuk pendukung oposisi.

Koordinator Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) DKI Jakarta Utara, Donny Fraga Wijaya menyayangkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, Munahar Mukhtar yang menggunakan istilah "cebong" kepada partai politik berbasis Islam di luar PKS saat menghadiri peringatan maulid di kantor DPP PKS beberapa hari lalu.


Menurut Donny, ucapan itu sangat tidak pantas, ditambah lagi dengan menggunakan istilah hewan untuk mendegradasi atau merendahkan manusia. Kata dia, Islam tidak mengajarkan demikian.

"Itu tidak sesuai dengan akhlak Islam. Dan harusnya Ketua MUI DKI bisa berdiri di tengah-tengah. Bagaimana bisa menyejukkan kalau bahasanya demikian," ucapnya.

Donny menegaskan bahwa Islam menghormati semua manusia. Jari 98 mengaku prihatin atas penyampaian pentolan MUI DKI ini yang dinilainya memunculkan benih permusuhan. Dia berpesan agar Munahar bisa menjaga silaturahmi meski berbeda pandangan, tidak menghina kelompok lain.

Donny juga mengingatkan ulama harusnya jadi publik figur bisa mencerminkan nilai dan keadaban Islam. Dalam konteks keadaban Islam harus punya tutur bahasa menyejukkan bukan sebaliknya.

Dalam acara itu, Ketua MUI DKI Jakarta, Munahar Mukhtar mengatakan, atas nama MUI dia mengucapkan selamat kepada PKS yang menjadi motor utama pergerangan umat Islam dari kalangan parpol.

"Mudah-mudahan partai Islam lainnya, mudah-mudahan enggak jadi kecebong, mudah-mudahan kembali ke jalan yang benar," kata dia. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya