Berita

Jenderal TNI (Purn) Wiranto/net

Politik

Ada Yang Kembali, Ada Yang Masih Hilang, Wiranto Pasti Tahu Banyak

KAMIS, 17 JANUARI 2019 | 17:43 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Langkah Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto dalam kompetisi politik nasional selalu dibayang-bayangi isu penculikan aktivis di tahun 1997-1998.

Bahkan, bagi pendukung Prabowo, isu penculikan aktivis cuma dijadikan komoditas politik untuk menjegal karir politik purnawirawan bintang tiga itu.

Malam ini, dalam debat perdana Pilpres 2019 bertema besar hukum dan hak asasi manusia, sejarah kelam itu berpotensi jadi senjata politik yang dilemparkan lawan ke arah pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Namun, juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean, satu di antara sedikit orang yang meyakini bahwa penculikan aktivis di era itu bukan sepenuhnya kehendak Prabowo selaku Komandan Jenderal Kopassus saat itu.

Namun, juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean, satu di antara sedikit orang yang meyakini bahwa penculikan aktivis di era itu bukan sepenuhnya kehendak Prabowo selaku Komandan Jenderal Kopassus saat itu.

Ferdinand juga mengetahui rekaman wawancara pejuang HAM legendaris, almarhum Munir Said Thalib, di satu stasiun televisi swasta. Almarhum berada satu meja bersama Fadli Zon yang kala itu masih menjadi juru bicara Prabowo.

Dalam video tersebut, Munir menegaskan, Prabowo berhak mendapat pengadilan yang benar-benar adil dan terbuka. Prabowo mesti diberi ruang untuk bersaksi soal sumber perintah penculikan aktivis, dan membuktikan dirinya bersalah atau tidak dalam kasus penculikan sekian banyak aktivis. Munir menggugat Panglima ABRI, Jenderal Wiranto (kini menjabat Menko Polhukam), untuk membuka tragedi itu dengan tuntas. Namun, sebelum perjuangannya berbuah hasil, Munir sudah wafat diracun pada 7 September 2004.

"Kalau kita mengikuti penggalan-penggalan cerita dan pengakuan dari tim Kopassus menyatakan bahwa semua yang diamankan pada saat itu akhirnya dilepas dalam keadaan hidup. Tidak ada yang dibunuh," tutur Ferdinand kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (17/1).

Ferdinand menyebut para mantan aktivis yang diculik dan bisa bersaksi saat ini. Seperti Andi Arief yang kini menjabat Wasekjen Demokrat, Desmon Mahesa dan Pius Lustrilanang yang berpolitik di Gerindra. Tapi, ada juga sejumlah korban penculikan yang belum ditemukan sampai sekarang.

"Lantas, siapa pelaku (penculikan)-nya?" tanya Ferdinand.

Politikus Partai Demokrat ini yakin rentetan penculikan pasti diketahui pucuk pimpinan ABRI saat itu, khususnya Wiranto yang menjabat Panglima ABRI di awal 1998 sampai 1999.

"Saya pikir Wiranto yang pada saat itu menjadi Panglima ABRI (TNI) tahu banyak dan mesti tahu pergerakan seluruh pasukannya. Ini yang harus dibuka," tambah Ferdinand.

Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan RMOL TV pada Juli 2018, pengurus DPP Partai Gerindra sekaligus mantan aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang beberapa anggotanya turut menjadi korban penculikan, Habiburokhman, angkat bicara tentang isu tersebut.

"Saya katakan begini, saya aktivis PRD, teman-teman yang hilang itu saya kenal dan beberapa pernah tidur dengan saya, waktu diburu-buru. Termasuk Wiji Thukul, Bimo Petrus. Saya sudah pelajari kasus Tim Mawar (tim yang menculik). Memang itu suatu skenario yang rumit," ungkap Habiburokhman.

Menurutnya, tuduhan penculikan aktivis tidak bisa dibebankan hanya pada Prabowo. Apalagi, banyak kepentingan dari para petinggi militer di dalam pembungkaman dan penghilangan para aktivis anti Orde Baru kala itu.

"Enggak bisa kita tuduh Prabowo begitu saja. Banyak sekali peran di rezim waktu itu yang punya kepentingan dalam penculikan ini. Ada jenderal ini jenderal itu. Proses hukum Tim Mawar sudah jelas katakan tidak ada perintah maupun arahan dari Prabowo," katanya. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya