Berita

Nasaruddin Umar/Net

Membaca Trend Globalisasi (35)

Karakter Khusus Nilai Universal Islam: Trend Jilbab (4): Wacana Jilbab Dalam Al-Qur'an

JUMAT, 11 JANUARI 2019 | 08:38 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

ADA dua istilah populer di­gunakan Al-Qur'an untuk pe­nutup kepala, yaitu khumur dan jalabib, keduanya da­lam bentuk jamak dan bersi­fat generik. Dalam Al-Qur’an dikatakan: Hai Nabi kata­kanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu su­paya mereka lebih mudah untuk dikenal, kar­ena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah ada­lah Maha pengampun lagi Maha penyayang. (Q.S. al-Ahdzab/33:59). Banyak lagi ayat dalam Al-Qur’an menjelaskan tentang pakaian untuk perempuan yang secara keseluruhan maksud dan tujuannya (maqashid al-syari'ah) untuk membebaskan kaum perempuan dari berbagai bentuk pelecehan dan diskriminasi. Pakaian yang terhormat diharapkan memberikan pelu­ang bagi perempuan untuk menikmati kehor­matan di dalam masyarakat.

Kata jalabib dalam ayat di atas merupakan bentuk jamak dari kata jilbab. Al-Qur’an dan hadis tidak pernah menyinggung bentuk pakaian secara khusus mengenai penutup muka, bahkan dalam hadis, muka dengan tegas masuk dalam pengec­ualian dan dalam suasana ihram tidak boleh di­tutupi. Lagi pula, ayat-ayat yang berbicara ten­tang penutup kepala tidak ada satupun disangkut pautkan dengan unsur-unsur mitologi dan strata sosial. Dua ayat disinggung di atas merupakan tanggapan terhadap kasus tertentu yang terjadi di masa Nabi. Penerapan ayat seperti ini menim­bulkan perbedaan di kalangan ulama Ushul Fikih; apakah yang dijadikan pegangan lafaznya yang bersifat umum, atau sebab turunnya yang bersifat khusus (hal al-'ibrah bi 'umum al-lafz au bi khush­ush al-sabab).

Bandingkan dengan chodar dalam mitolo­gi Sasania-Persia, dianggap pengganti kema menstruasi (menstrual hut), tempat pengas­ingan perempuan menstruasi. Sementara da­lam tradisi Yunani, jilbab dianggap fenomena kelas masyarakat tertentu. Dua ayat di atas tu­run dalam konteks keamanan dan kenyamanan perempuan.


Ayat khimar turun untuk menanggapi model pakaian perempuan ketika itu menggunakan pe­nutup kepala (muqani') tetapi tidak menjangkau bagian dada, sehingga bagian dada dan leher tetap kelihatan. Menurut Muhammad Sa'id al- 'Asymawi, Q.S. al-Nur/24:31 turun untuk mem­berikan pembedaan antara perempuan mukmin dan perempuan selainnya, tidak dimaksudkan untuk menjadi format abadi (uridu fihi wadl’ al-tamyiz, wa laisa hukman muabbadan).

Ayat jilbab, juga turun berkenaan seorang perempuan terhormat bermaksud membuang hajat di belakang rumah di malam hari tanpa menggunakan jilbab, maka datanglah seorang laki-laki iseng mengganggunya karena dikira budak. Peristiwa ini menjadi sebab turunnya Q.S. al-Ahdzab/33:33. Menurut Muhammad Sa'id al-'Asymawi dan Muhammad Syahrur, terkait dengan alasan dan motivasi tertentu (il­lat); karenanya berlaku kaedah: Suatu hukum terkait dengan illat. Dimana ada illat di situ ada hukum. Jika illat berubah maka hukum pun berubah. Ayat hijab, sangat terkait dengan keterbatasan tempat tinggal Nabi bersama be­berapa isterinya dan semakin besarnya jum­lah sahabat yang berkepentingan dengannya. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan (perlu diingat, ayat hijab ini turun setelah kejadian tuduhan palsu/hadits al-ifk ter­hadap 'Aisyah), Umar mengusulkan agar dibuat sekat (Arab:hijab) antara ruang tamu dan ruang privat Nabi. Tetapi tidak lama kemudian turun­lah ayat hijab. (Bersambung) 

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

Platform X Setor Denda ke Negara Atas Pelanggaran Konten Pornografi

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04

Prabowo Komitmen Tindak Tegas Pembalakan Liar di Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:02

KPK Sebut Temuan BPK Soal Penyelenggaraan Haji Tahun 2024 Jadi Informasi Tambahan

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43

Prabowo Pastikan Distribusi Pangan Jangkau Wilayah Bencana Terisolasi

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:16

Cuaca Jabodetabek Cenderung Cerah Berawan di Akhir Pekan

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:01

Koalisi Permanen Perburuan Kekuasaan atau Kesejahteraan Rakyat?

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:51

KPK Masih Telusuri Dugaan Alur Perintah Hingga Aliran Uang ke Bupati Pati Sudewo

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:17

JEKATE Running Series Akan Digelar di Semua Wilayah Jakarta

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:08

PAM Jaya Didorong Turun Tangan Penuhi Air Bersih Korban Banjir Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 07:40

PKS Jakarta Sumbang Rp 1 M untuk Korban Bencana Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 07:31

Selengkapnya