Berita

Ilustrasi/Net

Nusantara

Mahasiswa Perlu Pemahaman Mendalam Soal Program Kuliah Di Luar Negeri

SABTU, 05 JANUARI 2019 | 21:50 WIB | LAPORAN:

Mahasiswa Indonesia yang menjalani studi di luar negeri perlu diberikan pemahaman mendalam mengenai program perkuliahan yang diambil.

Pemahaman mendalam penting untuk mencegah terjadinya dugaan eksploitasi sebagaimana yang terjadi di Taiwan.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pandu Baghaskoro menjelaskan, langkah yang dilakukan pemerintah sudah tepat yaitu dengan menangguhkan keberlangsungan program kuliah-magang. Namun, pemerintah juga harus segera memformulasikan skema program kuliah-magang yang tetap memprioritaskan keberlangsungan studi, keamanan dan kenyamanan bagi mahasiswa Indonesia.


"Kita tidak tahu berapa lama ratusan mahasiswa Indonesia ini sudah dipaksa bekerja. Namun tindakan preventif seharusnya sudah dilakukan sejak awal penyimpangan terjadi, jadi tidak berlarut larut dahulu baru sekarang mencuat ke permukaan. Jangan sampai kita terlambat menyikapi," beber Pandu kepada wartawan, Sabtu (5/1).

Selain menangguhkan program tersebut, pemerintah juga sebaiknya memeriksa legalitas dari institusi yang menawarkan dan memberangkatkan para mahasiswa. Mahasiswa serta calon mahasiswa juga perlu memiliki pemahaman secara umum mengenai hukum dan kebijakan yang berlaku di negara tujuan, sehingga lebih peka terhadap pelanggaran.

Jika menemukan adanya potensi pelanggran atau pelanggaran, sudah seharusnya melaporkan hal tersebut ke pihak terkait, dalam hal ini institusi yang memberangkatkan mereka dan aparat pemerintah yang ada di negara tersebut.

"Baik juga untuk ke depannya para calon mahasiswa dan mahasiswa skema kuliah-magang dibekali pemahaman mengenai program, sehingga mereka lebih peka jika terjadi pelanggaran seperti ini. Tapi saya yakin, pihak pemerintah sudah melaksanakan hal tersebut tapi bagaimana dengan agen di luar pemerintah. Terlepas dari kelalaian penyelenggara program di Taiwan, pihak yang memberangkatkan para mahasiswa ini perlu memberikan tindakan preventif yang lebih," papar Pandu.

Seorang politisi Taiwan mengungkap bahwa ratusan mahasiswa Indonesia diduga menjalani kerja paksa di sebuah pabrik. Para peserta program kuliah-magang di Taiwan itu menjadi buruh pabrik yang dipekerjakan mengemas lensa kontak dengan durasi kerja 10 jam per hari. [wah] 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya