Berita

DR. Rizal Ramli/Net

Bisnis

Kalau Mau Ekonomi Tumbuh Dua Digit, Lakukan Hal Ini

RABU, 02 JANUARI 2019 | 13:03 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Dalam praktik bisnis, pinjam meminjam adalah hal yang biasa dilakukan agar satu usaha bisa berkembang dan mengoptimalkan leverage.

Tetapi jika, jika negara meminjam dari lembaga multilateral seperti IMF dan Bank Dunia, banyak prasyarat atau conditionlaties yang jadi jebakan neoliberalisme.

Demikian dikatakan mantan Menko Perekonomian di era Presiden Abdurrahman Wahid, DR. Rizal Ramli.


Modus jebakan ini semakin bertambah. Belakangan ada pinjaman antar negara yang dirancang sebagai “loan-to-owned”, sengaja di-markup agar macet sehingga bisa dimiliki atau dikuasai dalam jangka panjang.

“Yang paling baik, tentu meningkatkan pembiayaan dalam negeri, termasuk dengan menaikkan tax ratio. Hal itu dilakukan Jepang dan China, yang kebangkitan ekonominya dibiayai dari sumber-sumber pembiayaan dalam negeri. Mulai dari kebijakan terobosan. Finance will follow,” urai Rizal Ramli.

Karena itu, dia menilai, tim ekonomi pemerintah gagal karena tax ratio mandek di kisaran di 10,5 persen dari GDP. Pendapatan pajak seolah-olah tercapai, karena asumsi yang dibuat sengaja rendah seperti harga minyak mentah dan sebagainya.

Rizal menekankan, model permbangunan berlandaskan utang,  neoliberalisme ala Bank Dunia tidak akan pernah membuat Indonesia tumbuh tinggi seperti Jepang dan China, hingga di atas 10 persen.

Karena, sambungnya, jika tumbuh di atas 6,5 persen, pasti kepanasan, dan utang harus dikurangi.

“Utang menjadi rem otomatis (automatic
brake) untuk menahan pertumbuhan ekonomi tidak terlalu tinggi,” sambungnya.

Jika Indonesia ingin tumbuh double-digit, jadi negara kuat dan hebat, segera tinggalkan model pembangunan ekonomi neoliberal ala Bank Dunia.

“Tidak ada negara di dunia yang berhasil di dunia yang mengikuti model Bank Dunia, tidak di Latin Amerika, tidak di Asia dan apalagi Afrika,” tutup Rizal Ramli. [dem]

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya