Berita

Massa GRIB di Kejagung/Net

Hukum

Kejagung Didesak Seret Novel Baswedan Ke Pengadilan

SENIN, 31 DESEMBER 2018 | 12:38 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Kejaksaan Agung didesak agar membongkar kembali kasus pembunuhan yang diduga melibatkan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Mengingat saat menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Kota Bengkulu, Novel Baswedan diduga kuat melenyapkan nyawa seorang tersangka kasus pencurian sarang burung walet atas nama Mulyadi Johan tahun 2004 lalu.

Desakan itu disampaikan massa demonstran yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) saat menggelar aksi menolak lupa di depan gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin (31/12). Dari Kejagung, massa bergerak menuju gedung DPR.

Koordinator aksi GRIB bernama Faris mengatakan, semua orang sama di mata hukum, untuk itu pihaknya mendesak agar Kejagung menyeret kembali Novel ke ranah pengadilan.

"Karena hingga saat ini Novel Baswedan masih beraktivitas bebas di luar. Padahal ada nyawa orang lain yang sudah direnggut. Kejagung jangan biarkan terduga pembunuh berkeliaran karena orang tak berdosa lainnya pun bisa terbunuh," tegas Faris saat berorasi.

GRIB juga mempertanyakan alasan lemahnya Kejagung dalam menangani kasus Novel. Padahal pihak keluarga korban telah memenangi gugatan praperadilan.

"Kejagung keliatannya lemah. Padahal keluarga korban sudah jelas-jelas menang praperadilan," tutur Faris.

Lalu, GRIB juga mendesak DPR agar menggunakan haknya ikut bersama rakyat mendesak Kejagung kembali membuka kasus tersebut. Lantaran keluarga korban dan rakyat menduga ada yang ganjal dalam kasus pembunuhan tersebut.
 
"Saat ini keluarga korban di Bengkulu dan GRIB secara masif meminta agar Novel Baswedan diseret ke pangadilan secepat mungkin di tahun baru nanti. DPR juga jangan hanya diam dengan kasus ini, tetapi segera bersuara minta Kejagung bongkar ulang kasus itu," kata Faris.

Di sela-sela aksi, massa membawa spanduk bertuliskan "Seret Novel Baswedan ke Pengadilan, Novel Bukan Dewa, Tak Ada yang Kebal Hukum di Republik Ini", juga dilakukan aksi teatrikal Novel sedang membawa senjata mainan dan pembakaran keranda mayat sebagai simbol matinya keadilan. [rus]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya