Berita

Erupsi Gunung Anak Krakatau/Net

Nusantara

Presiden Berikutnya Harus Punya Visi Penanggulangan Bencana

SABTU, 29 DESEMBER 2018 | 05:43 WIB | LAPORAN:

Gempa bumi dan tsunami Aceh di tahun 2004 dapat dikatakan menjadi panggilan bagi bangsa Indonesia terhadap penanggulangan bencana.

Tsunami Aceh yang merenggut lebih dari 240 ribu jiwa, meluluhlantakkan seisi kota dan mengakibatkan kerugian lebih dari Rp 42 triliun itu seharusnya menyadarkan bahwa manusia hidup berdampingan dengan bencana. Apalagi, letak Indonesia berada di cincin api Pasifik rentan terhadap guncangan gempa dan letusan gunung berapi yang berpotensi tsunami.

Anggota DPD RI Fahiri Idris mengungkapkan, dalam empat tahun terakhir, penyelenggaraan penanggulangan bencana di Indonesia mulai dari kesiapsiagaan, peringatan dini, dan mitigasi bahkan proses rehabilitasi dan rekonstruksi tidak mengalami kemajuan signifikan. Bahkan banyak pihak yang berpendapat mengalami kemunduran.


Oleh karena itu, dia berharap pemimpin Indonesia ke depan harus punya visi besar dalam upaya penanggulangan bencana.

"Padahal semasa Presiden SBY Indonesia sudah menjadi focal point penanggulangan bencana tidak hanya di regional Asia tetapi juga dunia. Banyak negara berkembang yang belajar dari Indonesia cara penanganan bencana. Oleh karena itu, bangsa ini tidak punya pilihan lain selain mempunyai presiden yang punya visi besar penanggulangan bencana," jelas Fahira kepada redaksi, Sabtu (29/12).

Dia mengatakan, idealnya penanggulangan bencana di Indonesia dalam empat tahun terakhir bisa lebih terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh karena semua perangkat baik dari sisi regulasi maupun badan penyelenggaraan penanggulangan bencana sudah tersedia.

Ditambah pengalaman pasca gempa dan tsunami Aceh harusnya dalam penanggulangan bencana yang terjadi sepanjang 2018 ini berjalan lebih baik dan maju.

"Saya ingatkan kepada ke dua capres bahwa penanggulangan bencana sesuai amanat undang-undang adalah bagian integral dan menjadi prioritas pembangunan nasional. Jangan hanya sebatas narasi dalam visi misi dan dalam RPJMN tetapi political will mulai dari anggaran hingga program aksinya tidak menjadi prioritas," tegas Fahira. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya