Berita

Foto/Net

Hukum

Aktual

Good... Good... Good... Hajar Terus Pak Polisi

Tangkap Mafia Bola
JUMAT, 28 DESEMBER 2018 | 09:44 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Satuan Tugas (Satgas) Anti Mafia Bola yang baru saja dibentuk langsung tancap gas. Hasilnya, beberapa oknum yang diduga pelaku mafia bola ditangkap. Kin­erja mereka pun diacungi jempol pecinta sepakbola Indonesia.

Satgas berhasil menangkap pria yang di­duga mafia bola bernama Johar Lin Eng di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, kemarin. Video penangkapannya pun viral di media sosial.

Siapa Johar Lin Eng? Johar saat ini menja­bat sebagai anggota Komite Eksekutif (Exco) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia atau PSSI, juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Provinsi PSSI Jawa Tengah.


Penangkapan Johar dilakukan pada pukul 10.12 WIB di areal kedatangan bandara. Ketika ditang­kap Satgas Mafia Bola, Johar tidak melawan. Satgas langsung membawa Johar ke Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi, Argo Yuwono dalam keterangannya membeberkan sedikit kronologi penangkapan Johar sekaligus alasannya. Menurut Argo, Satgas sudah mem­peroleh data awal mengenai dugaan keterli­batan Johar dalam pengaturan skor. Tepatnya, diduga terlibat skandal pengaturan skor laga sepak bola nasional Liga 3.

Kemudian, Satgas memantau keberadaan Johar. Info yang diterima, Johar menumpang pesawat Citilink Nomor QG-122 dari Solo, Jawa Tengah menuju Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, tiba sekitar pukul 10.06 WIB.

Begitu Johar tiba, tim yang dipimpin Inspektur Dua Polisi Elia Umboh langsung menangkapnya. Johar diduga terlibat praktek pengaturan skor pertandingan sepakbola na­sional Liga 3 tahun 2018. Dugaan dikuatkan oleh keterangan mantan Ketua Asprov PSSI Banjarnegara Budhi Sarwono.

Budhi dalam sebuah acara bincang-bincang yang disiarkan televisi nasional, mengaku per­nah memberi Johar Rp 1,3 miliar untuk biaya pengaturan skor Liga 3 2018.

Tak hanya itu saja, Satgas Anti Mafia Bola menerima laporan dari manajer klub sepakbola, LI, terkait dugaan pengaturan skor. LI sebel­umnya membuat laporan polisi terkait adanya sejumlah pihak yang meminta uang agar salah satu tim bisa naik dari Liga 3 ke Liga 2.

Setelah dilakukan klarifikasi terhadap saksi-saksi, dan setelah dilaksanakan mekanisme gelar perkara maka pada tanggal 24 Desember 2018 telah dinaikkan ke penyidikan.

Laporan LI itu teregister dengan nomor LP/6990/XII/2018/PMJ/DITRESKRIMUM, tanggal 19 Desember 2018, Tentang Dugaan Tindak Pidana Penipuan dan Atau Penggelapan dan atau Tindak Pidana Suap dan atau Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 KUHP dan atau UU RI No.11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap dan atau pasal 3, 4, 5, UU RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang TPPU. Terlapor dalam kasus ini adalah PY dan AYA dkk.

Selain Johar, Satgas juga menangkap dua orang yang diduga terlibat yakni Priyanto serta anaknya bernama Anik. Priyanto mantan anggota Komisi Wasit. Penangkapan dilakukan di tempat berbeda. Priyanto di Semarang. Anik di Pati.

Untuk sementara, Priyanto ditahan di Polda Jateng. Priyanto akan diterbangkan ke Jakarta un­tuk menjalani penyidikan lanjutan. Sedangkan, Anik telah diterbangkan ke Jakarta.

Penangkapan Priyanto dan Anik berkat pengakuan 11 saksi. Berbekal kesaksian itu, penyidik melakukan gelar perkara untuk me­nentukan naik sidik. Setelah itu tim bergerak ke daerah Semarang. "Kami menangkap pelaku inisial P di Semarang. Penyidik juga menang­kap di daerah Pati inisial A itu," kata Argo.

Gerak cepat Satgas dalam menciduk oknum yang diduga mafia bola mendapatkan dukungan dan respon positif dari warganet. Netizen ramai-ramai memberikan support kepada Kepolisian untuk mengungkap yang terlibat hingga ke akar-akarnya. "Good job pak polisi, hajar habis," seru Prana.

Aripgunawan berharap, tidak hanya Liga 1 yang diproses Kepolisian. Liga yang lain juga perlu diusut dari pemain, wasit sampai mantan ketua PSSI, terutama dari zaman Nurdin Halid.

Kemas Ferri menduga masih banyak oknum yang terlibat dalam mafia bola. Gak mungkin kalau gak melibatkan wasit, hakim garis, inspek­tur pertandingan, oknum di kepengurusan PSSI, pengurus liga dan yang dulu punya klub bola.

"Maju terus polisi, jangan takut jangan gentar, gw dukung selalu pembersihan PSSI," support achmad syauqi yang dikuatkan oleh Kinchus 72. "Good.... Good.... Bravo polisi."

"Kita harus dukung langkah kepolisian, jangan malah nyinyir... Yang komen negatif di sini maunya apa sih? membiarkan mereka merajarela mengatur dagelan sepakbola na­sional? Kalau berharap biangnya ketangkep ya sabar. Penangkapan curut-curut ini jadi pintu masuk. Percayakan aja pada kepolisian," seru Enigmaniax.

Setali tiga uang, Hmsyah mendesak Kepolisian mengecek aliran dana mafia bola. Cek apakah ada uang haram dari pemda dan pemkot untuk atur memenangkan klub kota-kota mereka. Yang paling baru itu terutama Persija yang akhir-akhir ini tiba-tiba menang terus, terima kasih sebelumnya. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya