Berita

Politik

Rawan Jadi Pengkhianat, Cendekiawan Jangan Berpolitik Praktis

KAMIS, 20 DESEMBER 2018 | 20:14 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Kaum terdidik atau kaum cendekiawan Indonesia diingatkan untuk tetap menjaga marwah keilmuan dengan tidak terjun langsung ke dunia politik praktis dan pragmatis.

"Jika terjun ke politik praktis maka sangat gampang tergoda dan menggadaikan ilmu serta obyektivitas menjadi budak kekuasaan," tutur Ketua Umum Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) Baktinendra Prawiro di Gedung Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Jalan Salemba Raya 10, Jakarta Pusat, Kamis (20/12).

Karena itulah, kata Baktinegara dalam acara Dies Natalis ke-55 PIKI itu, perhimpunan yang dipimpinnya tidak berpolitik praktis.


Dia mengatakan, kaum-kaum intelektual Indonesia harus menjadi penjaga marwah keilmuan, rasionalitas, dan religiusitas agar berguna bagi semua orang.

Baktinendra telah mengajak semua lembaga-lembaga cendekiawan seperti Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Cendekiawan Budhist, Cendekiawan Muhammadiyah, Cendekiawan Nahdatul Ulama (NU) dan kaum intelektual muda agar menjadi penunjuk arah yang tepat bagi kemaslahatan masyarakat, bangsa dan negara.

"Membangun kebangsaan Indonesia dengan mengedepankan rasionalitas atau kecerdasaran keilmuan dan juga religiusitas atau kerohanian. Dua-duanya harus saling berjalan. Jangan timpang," ujarnya.

Menuju Pilpres 2019, Baktinendra menekankan agar kaum cendekiawan Indonesia tidak dimanfaatkan sebagai corong bagi kepentingan politik segelintir orang. Namun, harus tetap berpegang teguh pada Keindonesiaan dan Persatuan masyarakat di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Kita bukan corong suara kontestan Pilpres 2019. Kehadiran kaum inteligensia, kaum cendekiawan, adalah mendorong adanya solusi-solusi yang berguna, yang bermanfaat bagi Indonesia," tegasnya.

Baktinendra setuju kaum-kaum intelektualitas Indonesia harus berdiri dengan tegar tanpa terpengaruh oleh kekuasaan dan kepentingan politik segelintir orang.

"Jangan biarkan intelektualitas dikebiri oleh kekuasaan," tukasnya.[dem]

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya