PT Angkasa Pura I (AP I) mendapat suntikan dana segar Rp 5 triliun. Pendanaan berasal dari PT Bank Tabungan Negara (BTN), PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), dan PT BRI Syariah. Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan bandara yang berada di bawah kelola AP I.
Penandatanganan perÂjanjian dilakukan Direktur UtaÂma AP I Faik Fahmi bersama Direktur Utama BTN Maryono, Direktur Utama SMI Emma Sri Martini, dan Direktur Bisnis KoÂmersial BRI syariah Kokok Alun Akbar di Jakarta, kemarin.
Faik Fahmi mengatakan, fasilitas kredit Rp 5 triliun terseÂbut bertenor lebih dari 10 tahun dengan grace period 5 tahun. Dalam pendanaan kali ini, perseÂroan juga melibatkan perbankan syariah. Pada 2016, perseroan juga telah menerbitkan sukuk ijarah senilai Rp 500 miliar untuk belanja modal (Capital Expenditure/Capex)
"Tahun ini kita melakukan proses pendanaan eksternal sebesar Rp 5 triliun untuk memÂbiayai realisasi capex dan seÂbagian di 2019," ujarnya.
Pada tahun depan, AP I siapÂkan capex sekitar Rp 17,53 triliun. Rp 13 triliun-nya berasal dari pendanaan eksternal. MenuÂrut Faik, sepanjang 2019-2023, perseroan menargetkan capex sebesar Rp 76 triliun.
"Capex tersebut didanai dari pinjaman lembaga keuangan, penerbitan obligasi, sekuritisasi aset dan juga melalui partnership dengan mitra strategis," ujarnya.
Menurut Faik, AP I tengah menghadapi kondisi pertumbuÂhan penumpang yang jauh lebih tinggi dari kemampuan perseroan menyediakan kapasitas bandara (
lack of capacity). Untuk mengaÂtasi hal tersebut, perseroan tengah melakukan pembangunan dan pengembangan bandara.
"Kami harap melalui penanÂdatanganan perjanjian ini dapat mendukung peningkatan kinerja bisnis, meningkatkan kualitas layanan dan kepuasan pengÂguna jasa di bandara yang kami kelola," tambah Faik.
Direktur Utama BTN MaryÂono mengatakan, kerja sama ini bentuk sinergi BUMN untuk meningkatkan dan fasilitas banÂdara guna memperlancar arus transportasi udara.
"Untuk mendukung pembangunan infrastruktur kami memÂberikan komitmen pendanaan senilai Rp 2 triliun," katanya.
Menurut Maryono, BTN memberikan fasilitas pembiÂayaan (
non revolving loan) kepada AP I untuk aktivitas usaha, pengembangan bandara dan investasi rutin.
"Sinergi dengan AP I ini menÂjadi langkah strategis BTN untuk mendukung pengembangan infrastruktur," ujarnya.
Maryono mengatakan, sekÂtor infrastruktur memberikan efek bergulir bagi industri lain. Apalagi, pengembangan bandara efeknya bisa langsung bisa diraÂsakan masyarakat, dan membuat industri lain bergerak.
Selain itu, pengembangan bandara juga bisa dilihat dan dirasakan langsung oleh orang asing. Sebab, bandara merupaÂkan fasilitas vital transportasi orang dan barang.
"Pembiayaan sektor infrastrukÂtur ini akan terus ditingkatkan dengan membuka kerja sama dengan BUMN lain yang terkait oleh infrastruktur, transportasi dan pendukungnya," tukasnya.
Direktur Utama SMI Emma Sri Martini mengatakan, kerja sama ini merupakan kali kedua dengan AP I untuk mendanai pengembanÂgan bandara.
Menurut Emma, suntikan dana untuk pengembangan bandara bentuk komitmen perseroan mencapai Tujuan PembanguÂnan Berkelanjutan (
Sustainable Development Goals/SDGs). Khususnya, untuk pengurangan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi.
"Kami mendukung terwujudÂnya konektivitas antar daerah dan menjembatani kebutuhan pembangunan infrastruktur pada sektor bandara di Indonesia sebesar lebih dari Rp 364 triliÂun," imbuh Emma.
Sementara itu, Direktur Bisnis Komersial BRI Syariah Kokok Alun Akbar berharap, kerja sama ini bisa terus berlanjut dan berkembang pada pemanfaatan produk-produk perseroan ke depannya.
"Dengan kerja sama ini, BRI Âsyariah dapat berkontribusi bagi pembangunan infrastrukÂtur bandara-bandara di bawah pengelolaan Angkasa Pura I," tandasnya. ***