Berita

Diskusi di Unpad/Net

Nusantara

Di Era Ekonomi Digital, Indonesia Jangan Cuma Jadi Pasar

MINGGU, 16 DESEMBER 2018 | 02:16 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Perkembangan ekonomi digital turut mempengaruhi sumber daya manusia yang ada. Namun demikian, di Indonesia sumber daya manusia terkait ekonomi digital masih sangat langka.

Salah satu faktornya karena pemahaman digital transformasi yang minim dan banyak penyesuaian yang harus dilakukan.

Begitu ungkap Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjajaran (Unpad) saat menjadi pembicara dalam acara Doctorate Business Issue Forum (Dorbis) 2018 bertema “Fintech: Peluang dan Tantangan di Era Digital Ekonomi” beberapa waktu lalu.


“Jadi yang menjadi kekhawatiran saya dan yang lain adalah jangan sampai kita ini hanya dijadikan pasar," kata Yudi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (15/12).

Atas alasan itu, pihaknya menjalin kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika membuka Digital Talent Scholarship. Tujuannya untuk meningkatkan ekonomi digital di Indonesia.

“Di fakultas sendiri, kami bekerja sama dengan Kominfo untuk 1000 digital talent dan insyaallah ke depannya akan ditingkatkan," ujar Yudi.

Selain itu, FEB Unpad juga telah membuka program studi untuk S1 bernama bisnis digital. Di tahun ini peminat prodi tersebut mencapai 3 ribuan lebih.

Senada dengan itu, Staf Khusus Menkominfo, Lis Sutjiati menjelaskan bahwa saat ini dunia sedang menghadapi digital revolution. Dalam era ini, internet merupakan bagian dari infrastrukturnya.

Namun masih banyak permasalahan yang menyebabkan digital revolution di Indonesia tidak berkembang.

"Kalau di lihat masalah itu melibatkan 18 kementerian untuk menyelesaikan. Jadi masalah digitalisasi bukan masalah teknologi, tapi seperti membangun satu pemerintahan baru," kata Lis.

Menurutnya, sejumlah negara maju di dunia memiliki strategi digital nasional. Bahkan tak jarang ada juga yang memiliki kementerian digital.

Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan ekonomi digital ini pemerintah tidak bekerja sendiri-sendiri. Pemerintah harus melibatkan berbagai pihak untuk menemukan solusi bersama.

"Saat ini, sudah ada sejumlah program pemerintah untuk meningkatkan geliat ekonomi digital, di antaranya adalah dengan meningkatkan jumlah teknopreneur di Indonesia," demikian Lis. [ian]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya