Berita

Foto/Net

Bisnis

Pengusaha Batubara Kelimpungan

China Batasi Impor
SABTU, 15 DESEMBER 2018 | 10:51 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Melemahnya pertumbuhan ekonomi China ke bawah 7 persen berbuntut pada penurunan permintaan sejumlah komoditas, termasuk batubara. Imbasnya, Negeri Tembok Raksasa itu pun mengurangi impor emas hitam, termasuk dari Indonesia. Pengusaha batubara pun kelimpungan.

 Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menga­takan, situasi lebih berat dialami untuk produksi batubara berkalori rendah. "Antisipasinya kami belum tahu," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Menurut Hendra, pembatasan impor tersebut telah mengacau­kan pemetaan pasar ekspor bagi industri batubara di Indonesia. "Selama ini, China merupakan pasar ekspor terbesar komoditas ini bagi Indonesia, dan umumnya ekspor batubara kalori ren­dah," ungkapnya.


Apalagi, belum ada kepastian waktu, kapan China akan men­cabut pembatasan impor ini. Sebab, pembatasan impor tidak keluar dalam bentuk regulasi. Namun, hanya semacam instruksi yang diberikan kepada berbagai pelabuhan di China.

Situasi makin rumit lantaran akhir tahun merupakan waktu perusahaan untuk mengajukan rancangan kerja dan anggaran biaya (RKAB). Hal ini mem­buat perusahaan kesulitan untuk memetakan pasar ekspor di tahun depan. Sementara mengubah pasar ekspor ke negara lain tidak mudah karena perlu waktu lama untuk memastikan kebutuhan batubara di sana.

Hendra mengungkapkan, sela­ma ini Indonesia mengirim seki­tar 30 persen dari total produksi batubara ke China. "Menghadapi masalah ini, kami meminta pe­merintah China tetap mempriori­taskan komoditas batubara dari Indonesia," tukasnya.

Selain mengurangi permintaan, pembatasan impor dari China juga menjadi salah satu faktor harga ba­tubara acuan (HBA) menurun seir­ing pasokan yang melimpah. HBA periode Desember 2018 sesuai Keputusan Kementerian ESDM Nomor 1410 K/30/MEM/2018 turun 5,5 persen dari bulan lalu menjadi 92,51 dolar AS per ton. Ini merupakan level terendah dalam enam bulan terakhir.

Jika dihitung sejak awal tahun, HBA Januari sebesar 95,45 dolar AS per ton. Lalu, naik pada Feb­ruari mencapai 100,69 dolar AS. Sebulan kemudian turun 94,75 dolar AS per ton. Kemudian, periode April 101,86 dolar AS per ton. Setelah itu turun lagi ke level terendah pada Mei.

Harga batubara mulai bang­kit pada periode Juni hingga 100,69 dolar AS per ton. Harga ini kemudian menanjak menjadi 104,65 dolar AS per ton pada Juli. Agustus juga masih naik 107,83 dolar AS per ton.

Namun, September turun jadi 104,81 dolar AS per ton. Penu­runan harga berlangsung hingga Oktober mencapai 100,89 dolar AS per ton. Lalu, pada November tinggal 97,90 dolar AS per ton.

Direktur Utama PT Atria Multi Energi (Atria) Denny Chandra mengatakan, pasar batubara dalam negeri masih sangat men­janjikan. Sehingga, pembatasan impor China tidak mengganggu kinerja perusahaan.

"Pasar utama kami adalah industri atau manufaktur di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten. Mereka membutuhkan kualitas batubara yang cukup baik seperti produk kami," ujarnya.

Melihat permintaan yang cukup tinggi, jelas dia, Atria bakal merangsek ke semua segmen jenis batubara. Mulai dari batubara berkalori 4.000 hingga 6.000. "Guna menjamin ketersediaan pasokan, kami juga memiliki gudang di Sidoarjo, Jawa Timur," ujar Denny.

Produksi 441,85 Juta Ton

Kementerian ESDM mencatat, realisasi produksi batubara sam­pai akhir November mencapai 441,85 juta ton. Jumlah ini setara 90 persen target yang dibidik pada tahun ini sebanyak 485 juta ton.

Porsi batubara untuk me­menuhi kewajiban pasok di dalam negeri (domestic mar­ket obligation/DMO) sebesar 100,37 juta ton dari realisasi produksi per bulan lalu. Jumlah­nya setara dengan 22,6 persen dari total produksi. Sementara itu, sebanyak 341,48 juta ton lainnya diekspor, kuantitas ini mendekati target 364 juta ton.

Batubara yang dipasok untuk kebutuhan domestik mayoritas diserap sektor kelistrikan, semi­sal untuk bahan bakar pembang­kit 82,3 juta ton. Sebanyak 18,07 juta ton disalurkan ke industri lain, seperti pertekstilan, semen, dan briket.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, meskipun realisasi produksi per November mencapai 90 persen target, tetapi belum dipastikan realisasi pada penghujung tahun sesuai target atau tidak.

Hal tersebut lantaran jumlah produksi batubara yang ada sekarang belum semuanya ter­data. "Sedangkan untuk IUP (Izin Usaha Pertambangan) daerah masih hingga September. PKP2B dan IUPOP sampai No­vember," kata Agung.

Pada sisi lain, pemerintah sebenarnya membuka peluang tambahan sampai dengan 100 juta ton tanpa kewajiban me­masok ke dalam negeri. Tapi, volume yang diajukan pelaku industri dan disetujui Kemente­rian ESDM hanya 21,9 juta ton hingga akhir tahun ini. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya