Berita

Fahri Hamzah/Net

Politik

Hindari Akibat Buruk Pencitraan, KPU Harus Perbanyak Debat

MINGGU, 09 DESEMBER 2018 | 01:32 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Iklim demokrasi kadang dihadapkan pada suatu histeria besar seorang calon pemimpin yang dianggap sebagai harapan. Tapi tak jarang kenyataan yang terjadi, pemimpin tersebut tidak sanggup bekerja dan tidak punya kapasitas.

“Kadang, mereka nampak muda, santun dan anggun, nampak akrab dan acting-nya luar biasa, gampang dipoles dan diatur, gampang ditata dan disuruh berkata-kata. Lalu publik melihatnya kok ya sesuai dengan apa yang menjadi harapan massa. Lahirlah histeria, harapan baru telah tiba,” urai Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Sabtu (8/12).

Dia menjelaskan bahwa di belakang figur yang dianggap luar biasa itu sering ada lembaga yang menata. Para konsultan citra ini memulai dengan meneliti mood masyarakan. Setelah diketahui keinginan mayoritas publik, maka sang calon ditata dan disesuaikan dengan apa yang dikehendaki massa.


“Persis, pakaian, kata-kata, tindakan sehati-hari. Dan semua yang mungkin dipermak akan ditampilkan sepenuhnya sesuai perasaan publik tentang siapa yang mereka kehendaki menjadi pemimpin mereka. Eskalasi memuncak. Kelemahan tak terungkap,” terangnya.

Dengan penampilan dan cara pencitraan seperti itu, seorang kandidat bisa mengalahkan seorang yang sejatinya punya kapasitas, kemampuan dan pengalaman memimpin lebih baik tapi kalah citra.

Terkadang, gelaran debat yang digelar di saat pemilihan kurang efektif. Selain waktu yang singkat, histeria di publik juga telah terbentuk untuk mendukung salah satu calon.

“Histeria telah terbentuk. Debat tak berguna,” tegas Fahri.

Dengan melihat akibat buruk dari pencitraan dan histeria citra tersebut, maka metode pemilihan pemimpin di negara ini harus terus diperbaiki. Salah satunya dengan mendorong Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memperbanyak debat calon.

“Semoga bangsa dan negara kita terhindar dari pemimpin yang dipilih dengan metode pencitraan. Bangsa kita besar perlu kepemimpinan yang nyata,” demikian Fahri. [ian]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya