Berita

Imam Nahrawi/Net

Wawancara

WAWANCARA

Imam Nahrawi: Tak Ada Sedikit Pun Niat Untuk Menjebak

SENIN, 03 DESEMBER 2018 | 08:22 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Bisa Anda jelaskan terkait pelaksanaan perkemahan nasional yang melibatkan Pemuda Muhammadiah (Kokam) dengan GP Ansor?
Jadi gini lho, ide dasar kemah itu memang saya dan saya yang mengini­siasi berangkat dari sebuah keinginan sudah saatnya Kokam dan GP Ansor bisa melakukan upaya-upaya konkret untuk menguatkan silaturahmi dan ukuwah. Nah hal itu benar-benar ter­jadi alhamdulilah kompak semua dan datang ke acara tersebut sekitar 20 ribu. 10 ribu dari Kokam dan 10 ribu dari GP Ansor. Pak Presiden Jokowi pun datang ke sana. Tidak ada sedikit pun niatan dengan adanya kegiatan kemah ini sehingga menjadikan salah satu pihak dijebak, oh tidak. Itu tidak sama sekali yang ada adalah niatan kami benar-benar ukhuwah antara NU dan Muhammadiyah dan itu terbukti. Alhamdulillah terlaksana dengan baik.

Tapi kabar yang sudah berkem­bang ada penyelewengan. Artinya Anda siap diperiksa oleh kepoli­sian?
Saya sampaikan terlebih dulu begini. Beberapa waktu lalu saya meminta Mas Dahnil bertemu saya dan kami bertemu di kantor saya. Saya pun meminta kepada Mas Dahnil cari tahu siapa pelapornya. Jangan sampai kemudian menuduh atau bahkan membawa sesuatu yang tidak penting untuk dipublikasikan. Kalau soal inisiator memang saya, Imam Nahrowi dengan tujuan mulia adalah ukhuwah antara GP Ansor dan Kokam yang selama ini belum ada momentum pertemuan duduk satu forum.


Sejauh ini menurut perhitungan Kemenpora ada penyelewengan?
Selama ini kami tidak menemukan hal itu. Jadi kenapa tiba-tiba muncul (isu ini) sehingga kabar yang seka­rang seolah saya yang menginisiasi terjadinya hal ini yang notabene saya adalah kader NU.

Proses pencairan dana untuk GP Ansor dan Kokam bagaimana?
Semua sudah sesuai dan nyatanya dana sudah diberikan baik ke Pemuda Muhammadiah maupun GP Ansor. Bahkan semua sudah dipertanggung­jawabkan.

Isunya Dahnil Anzar sebagaima­na kata kepolisian mengembalikan uang Rp 2 miliar itu bagaimana?
Saya belum tahu karena pelaksa­naan kegiatan sudah berlangsung dan fasililitas dari pemerintah sudah diberikan pada tahun 2017.

Artinya dana Rp 2 miliar itu kembali ke Kemenpora?
Itu urusan biro keuangan bagaima­na nanti mekanismenya karena semua sudah berlangsung. Sebagaimana Anda punya acara beberapa tahun lalu yang kami fasilitasi. Kemudian sekarang dikembalikan tentu butuh kajian dan telaah yang dalam.

Kalau Anda diperiksa kepolisian sebagaimana tuntutan sejumlah kalangan bagaimana itu?
Silakan, tapi menurut saya tolong jangan cederai niatan mulia per­temuan dua kekuatan besar ormas Islam di Indonesia yang belum per­nah terjadi itu. Jangan mengecilkan makna ukhuwah yang sudah sudah benar-benar menjadi makna besar. Karena isunya sekarang jangan dike­cilkan lagi karena dampaknya besar. Cari tahu pelapor dan motifnya apa. Kalau motifnya soal internal tapi ke­napa dibesarkan seperti sekarang.

Mungkin menjelang Pilpres 2019?
Yang pasti menurut saya silakan tanyakan ke Mas Dahnil. Toh Mas Dahnil sudah buka file kepada saya.

Apa Dahnil sudah melaporkan kepada Anda siapa yang melapor­kan isu ini ke kepolisian?

Belum karena saya bukan penyidik.

Tapi kan Anda me­minta ke Dahnil cari tahu siapa yang melaporkan ka­sus ini ke ke­polisian?

Saya minta ke Mas Dahnil tolong cari tahu siapa pe­lapornya biar tahu modusnya. Jangan sampai merusak ukhuwah dan jangan sampai merusak sedikit pun hal yang sangat bersejarah.

Melihat dampak setelah acara kemah nasional ini apakah kegia­tan semacam ini akan dilakukan lagi?

Ya akan kami lakukan lagi selagi itu memperkuat persaudaraan kita maka kita lakukan, apa pun itu ham­batannya. Saya berharap juga kepada Kokam dan GP Ansor agar terus menguatkan momentum bersejarah (dengan duduk bersama) agar tidak merusak dan terusik kepada soal-soal seperti ini.

Kegiatan perkemahan nasional ini baru pertama kan?
Ya itu memang inisiatif saya tapi soal anggaran tentu saya tidak terlalu paham.

Tapi waktu itu laporannya me­mang tidak terjadi penyelewen­gan?
Tidak ada.

Tapi ini bisa jadi pada tataran pelaksanaan kalaupun memang ada penyelewengan?
Kalau sudah masuk ke ranah itu bu­kan kapasitas saya jadi itu ranah yang lain. Pastinya saya berharap kepada semua pihak jangan saling menuduh apalagi menyebut nama seakan-akan Imam Nahrowi aktornya.

Padahal Imam Nahrowi itu me­mang aktor atau inisiator dari per­temuan keluarga besar GP Ansor dan Kokam. ***

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya