Berita

Nasaruddin Umar/Net

Peristiwa Kontroversi Yang Dilakukan Nabi & Sahabat (29)

Memaralelkan antara Kontinutas dan Orisinalitas

JUMAT, 30 NOVEMBER 2018 | 10:59 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

KITA kenal bahwa Islam tidak dilahirkan di dalam ru­ang kosong yang hampa bu­daya dan peradaban. Islam lahir di dalam sebuah dun­ia yang sudah sarat dengan budaya dan peradaban. Nabi Muhammad Saw se­bagai pembawa ajaran Is­lam tidak pernah mengklaim sebagai perintis budaya dan peradaban yang samasekali baru. Ia bahkan dengan tawadhu dikatakan dalam hadisnya: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia".

Ia tidak pernah menolak budaya dan perada­ban dari luar. Ia juga tidak pernah mematenkan budaya dan peradabannya yang dirasa positif untuk kemanusiaan. Ia menyerukan untuk mengejar pengetahuan walau sampai ke ta­nah China. Ia juga mengatakan: "Hikmah (per­adaban) adalah milik umat Islam, ambillah di manapun kalian temukan". Al-Qur'an juga se­jak awal menyerukan pentingnya memelihara kontinuitas budaya dan peradaban. Segala se­suatu yang positif pada umat-umat terdahulu harus dilestarikan, karena dengan tegas dika­takan: "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya" (Q.S. al-Baqarah/2:285).

Dengan demikian, pola imitative bu­daya dan peradaban dalam Islam harus diang­gap sebagai sesuatu yang niscaya. Mungkin inilah yang dipopulerkan Umar ibn Khaththab sebagai bid'ah hassanah, sebuah kelanju­tan tradisi yang konstruktif. Jika kita berbicara tentang kebudayaan dan peradaban Islam be­rarti kita berbicara tentang tradisi luhur kema­nusiaan yang diwarisi secara kumulatif dari za­man ke zaman.


Kebudayaan dan peradaban (civilization/al-hadharah) Islam bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri dan terpisah dengan budaya dan perada­ban sebelumnya. Soal kehadiran Islam mem­berikan corak dan warna baru memang sulit di­ingkari. Di manapun dan sejak kapanpun dalam lintasan sejarah kemanusiaan, selalu ada sin­tesa dan imitasi budaya dan peradaban. Hal ini lumrah dan wajar, karena bukankah pada mu­lanya anak manusia ini berasal dari sepasang kakek dan nenek (Adam dan Hawa)?

Peta budaya dan peradaban kemanusiaan dari zaman ke zaman memiliki nilai-nilai univer­sal di samping nilai-nilai lokalnya. Islam seba­gai jaran yang sarat dengan nilai-nilai univer­sal sudah barang tentu memiliki pola dialektik sejarahnya. Dengan kata lain, satu sisi harus mempertahankan orisinalitas dan unsur-un­surnya yang genuine, tetapi pada sisi lain harus mampu menembus batas-batas geografis den­gan seperangkat nilai-nilai lokalnya. Dalam ke­nyataan dialektika sejarah Islam, selain harus "menjinakkan" sasaran-sasarannya, maka ia pun harus dijinakkan oleh sasaran-sasarannya. Sebagai contoh, selain harus mengislamkan Mesir, Persia, anak benua India, dan Nusan­tara, maka terlebih dahulu ia harus mengala­mi proses pemesiran, pemersian, pengindian, dan penusantaraan. Sama seperti Islam dalam periode awal, Islam yang lahir dan tumbuh di jazirah Arab lalu berekspansi keluar di kwasan sekitarnya, maka nilai-nilai Islam pun harus mengalami penyesuaian ke dalam dua konteks peradaban dengan apa yang disebut Marshall Hodgson dengan Irano-Semit di bagian Timur dan Afro-Erasia di bagia Barat. Hingga saat ini Islam terus berkembang dengan pola dialek­tikanya yang selalu menyeimbangkan antara stabilitas dan kontinutas dan antara kelanjutan perkembangan dan orisinalitas ajarannya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

Platform X Setor Denda ke Negara Atas Pelanggaran Konten Pornografi

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04

Prabowo Komitmen Tindak Tegas Pembalakan Liar di Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:02

KPK Sebut Temuan BPK Soal Penyelenggaraan Haji Tahun 2024 Jadi Informasi Tambahan

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43

Prabowo Pastikan Distribusi Pangan Jangkau Wilayah Bencana Terisolasi

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:16

Cuaca Jabodetabek Cenderung Cerah Berawan di Akhir Pekan

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:01

Koalisi Permanen Perburuan Kekuasaan atau Kesejahteraan Rakyat?

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:51

KPK Masih Telusuri Dugaan Alur Perintah Hingga Aliran Uang ke Bupati Pati Sudewo

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:17

JEKATE Running Series Akan Digelar di Semua Wilayah Jakarta

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:08

PAM Jaya Didorong Turun Tangan Penuhi Air Bersih Korban Banjir Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 07:40

PKS Jakarta Sumbang Rp 1 M untuk Korban Bencana Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 07:31

Selengkapnya