KITA kenal bahwa Islam tidak dilahirkan di dalam ruÂang kosong yang hampa buÂdaya dan peradaban. Islam lahir di dalam sebuah dunÂia yang sudah sarat dengan budaya dan peradaban. Nabi Muhammad Saw seÂbagai pembawa ajaran IsÂlam tidak pernah mengklaim sebagai perintis budaya dan peradaban yang samasekali baru. Ia bahkan dengan tawadhu dikatakan dalam hadisnya: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia".
Ia tidak pernah menolak budaya dan peradaÂban dari luar. Ia juga tidak pernah mematenkan budaya dan peradabannya yang dirasa positif untuk kemanusiaan. Ia menyerukan untuk mengejar pengetahuan walau sampai ke taÂnah China. Ia juga mengatakan: "Hikmah (perÂadaban) adalah milik umat Islam, ambillah di manapun kalian temukan". Al-Qur'an juga seÂjak awal menyerukan pentingnya memelihara kontinuitas budaya dan peradaban. Segala seÂsuatu yang positif pada umat-umat terdahulu harus dilestarikan, karena dengan tegas dikaÂtakan: "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya" (Q.S. al-Baqarah/2:285).
Populer
Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41
Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05
Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45
Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05
Senin, 03 Februari 2025 | 15:45
Senin, 03 Februari 2025 | 13:49
Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20
UPDATE
Minggu, 09 Februari 2025 | 07:36
Minggu, 09 Februari 2025 | 07:26
Minggu, 09 Februari 2025 | 07:03
Minggu, 09 Februari 2025 | 06:40
Minggu, 09 Februari 2025 | 06:17
Minggu, 09 Februari 2025 | 05:53
Minggu, 09 Februari 2025 | 05:36
Minggu, 09 Februari 2025 | 05:15
Minggu, 09 Februari 2025 | 04:57
Minggu, 09 Februari 2025 | 04:42