Berita

Baja/Net

Politik

Peredaran Produk Baja Ilegal Ancam Kedaulatan Indonesia

RABU, 28 NOVEMBER 2018 | 20:55 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Beredarnya produk baja ilegal yang tak berlabel Standar Nasional Indonesia dikeluhkan produsen baja Tanah Air, PT Krakatau Steel Tbk.

Terkait hal itu, Anggota DPR Komisi VI, Sartono Hutomo mendesak pihak Bea Cukai dan kepolisian segera melakukan tindakan cepat.

"Ya, ini aparat harus secepatnya bertindak. Khususnya Bea Cukai, dan kepolisian," ujar Sartono, kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/11).


Anggota DPR Fraksi Demokrat ini menyesalkan peristiwa tersebut bisa terjadi. Hal itu, kata Sartono, dapat mengancam kedaulatan ekonomi Indonesia.

"Kenapa bisa sampai bisa kebobolan itu? Ini mengancam kedaulatan," ucapnya.

Sartono mengaku akan membahas persoalan tersebut di Komisi VI dan Komisi XI bersama kementerian terkait.

"Karena kalau yang begini yang kena korban BUMN kita. Kami bersama pihak Krakatau Steel dan di Komisi XI juga akan menyuarakan hal ini," pungkasnya.

Pihak Krakatau Steel menyatakan, produk baja HRC asal Tiongkok itu beredar di beberapa daerah di Jawa seperti Pasuruan (Jawa Timur) dan Balaraja (Banten).

"Bila ditinjau dari aspek perizinan dan fasilitas produksinya, maka pabrik-pabrik di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) tersebut hanya untuk memproduksi dan memperoleh izin untuk menjual baja tahan karat (stainless steel), sementara produk HRC yang beredar secara luas jelas-jelas merupakan produk baja karbon yang dijual dengan harga murah," ujar Komisaris Krakatau Steel, Roy Maningkas.

Adapun, pada produk baja tersebut tertera label PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry, yang merupakan grup perusahaan Tsingshan China, di mana pabrik perusahaan itu berada di Morowali. [lov]






Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya