Berita

Inas Nasrullah/Net

Politik

Hanura: Program Aksi Prabowo Seperti Praktik Neoliberal

SELASA, 27 NOVEMBER 2018 | 02:54 WIB | LAPORAN:

Program aksi pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang berjumlah 36 dinilai ketinggalan zaman.

Salah satunya, adalah misi mendirikan kilang minyak bumi, pabrik etanol, serta infrastruktur terminal penerima gas dan jaringan transmisi atau distribusi gas, baik oleh BUMN atau swasta.

Ketua Fraksi Partai Hanura, Inas Nasrullah Zubir menilai program itu mencerminkan Prabowo-Sandi kudet alias kurang update. Sebab, Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sudah mulai membangun kilang-kilang itu lewat Pertamina.

"(Pembangunan) kilang minyak yang diangan-angankan oleh Prabowo tersebut sedang dipersiapkan untuk dibangun oleh Pertamina. Bahkan sudah ada juga kilang lama yang sedang direvitalisasi," tegasnya dalam keterangan pers yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Senin (26/11).

Inas turut menggarisbawahi keinginan Prabowo membangun jaringan transmisi atau distribusi gas lewat jasa swasta. Menurutnya, itu sama saja menjalankan praktik neoliberal, yang berasal dari UU Migas 21/2001.

Aturan itu, sambung dia, merupakan salah satu penyebab harga gas alam mahal hingga membebani masyarakat pada saat ini.

"Tapi oleh Prabowo malahan dijadikan program aksi dalam visi misinya," sesalnya.

Dia juga menyoroti ide Prabowo tentang pabrik ethanol. Inas menduga gagasan ini akan menggunakan raw material pohon aren. Dalam hal ini, adik kandung Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo telah menjalankan dan menguasai perkebunan aren terbesar di Indonesia. Tercatat ada 173 ribu hektare perkebunan aren milik Hashim.

"Jika Prabowo menjadi presiden, maka rakyat akan dipaksa menggunakan ethanol sebagai pengganti bensin premium, dan tentunya akan menambah tebal pundi-pundi keluarga Prabowo," pungkasnya. [ian]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya