Berita

Foto/Net

Bisnis

Industri Waralaba Jalan Di Tempat

Kurang Berdaya Saing
SABTU, 24 NOVEMBER 2018 | 09:35 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pelaku usaha di industri waralaba mengaku kesulitan meningkatkan daya saing bisnisnya. Akibatnya, pertumbuhan industri waralaba stagnan alias jalan di tempat.

Ketua Asosiasi Franchise Indonesia Andrew Nugroho mengatakan, pertumbuhan bis­nis franchise hingga akhir 2018 akan sama dengan capaian tahun lalu "Enggak besar pertumbuhan di sekitar 5 persen," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Meski terbilang stagnan, hal itu diklaim merupakan capaian yang baik. "Itu dari penjualan franchise-nya ya. Tapi kalau dari penjualan produknya berkembang cukup pesat lebih dari itu. Itu mungkin bisa sampai hampir 10 persen karena banyak yang buka cabang di berbagai kota," katanya.


Andrew tak menampik per­tumbuhan industri waralaba yang masih stagnan disebabkan sulitnya membangun pengusaha franchise agar bisa berdaya saing tinggi. "Tapi kami tetap yakin bisa mengalami pertumbuhan yang lebih baik ke depannya," ungkapnya.

Waralaba merupakan bisnis yang tahan terhadap gejolak ekonomi. Menurut dia, meskipun pertum­buhan ekonomi dan perdagangan internasional stagnan, rupiah anjlok tidak mempengaruhi perkemban­gan bisnis model franchise.

Ketersediaan bahan baku juga sudah tidak menjadi persoalan. "Sekarang bisnis-bisnis itu pakai bahan baku lokalnya sudah cu­kup banyak. Sudah sedikit sekali yang pakai bahan baku impor," ungkap Andrew.

Dia mengungkapkan, harga-harga jual produk-produk bisnis franchise barang dan jasa tidak mengalami lonjakan yang signifi­kan akibat perkembangan ekono­mi tersebut. Lantaran, inflasi yang stabil dan daya beli masyarakat yang masih baik mampu membuat harga jual terjaga.

"Kami ngikutin kenaikan harga kurang lebih sama kayak inflasi. Jadi sekitar 4,5 sampai 5 persen. Wajar sih kalau empat lima persen itu masih wajar, karena semua biaya-biaya sewa bahan baku naik. Sebagian besar sudah naik sih," papar Andrew.

Dia pun optimistis, perkemban­gan bisnis franchise hingga tahun depan masih bisa melonjak tinggi, yakni dua kali lipat dari 250 lebih franchise yang sudah terdaftar di Indonesia saat ini. Baik untuk franchise lokal maupun asing yang saat ini perbandingannya 70 banding 30 persen.

"Asing 30 persen. Konsep-konsep lokal tuh sudah banyak yang bagus-bagus sekarang ini. Banyak anak-anak muda yang bisnisnya menarik. Yang lokal tambah lebih banyak. Lokal mungkin tumbuh 10 sampai 11 persen," tukasnya.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perda­gangan (Kemendag) Tjahya Widayanti mengatakan, perkem­bangan industri waralaba di internasional memang terus tum­buh. "Industri ini juga menyerap banyak tenaga kerja," ujarnya.

Dia menyebutkan, berdasar­kan data World Frenchise Coun­cil, saat ini terdapat dua juta waralaba telah beri kesempatan kerja untuk 19 juta orang. Jum­lah tersebut telah berkontribusi rata-rata sebesar 2,7 persen ter­hadap produk domestik bruto nasional di setiap negara.

Sementara itu di Indonesia sendiri, kata dia, berdasarkan data Kemendag terdapat 555 merek usaha waralaba dengan potensi gerai yang terus berkem­bang mencapai 45 ribu gerai. Total nilai produksi barang dan jasa dari segmen bisnis tersebut pun dikatakannya mencapai 17,52 miliar dolar AS.

"Kementerian Perdagangan mendorong tumbuhnya war­alaba yang terstandardisasi dan berdaya saing tinggi. Kita canan­gkan program pengembangan waralaba dalam negeri melalui mengikutsertakan pameran baik di dalam maupun luar negeri," tegasnya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya