Berita

Najib Razak/Reuters

Dunia

Malaysia Buka Kembali Penyelidikan Kesepakatan Kapal Selam, Najib Razak Jadi Sorotan

SELASA, 20 NOVEMBER 2018 | 13:29 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Komisi Pemberantasan Korupsi Malaysia (MACC) membuka kembali penyelidikan terhadap kesepakatan kapal selam yang diperdebatkan 16 tahun lalu, awal pekan ini. Kesepakatan itu melibatkan mantan perdana menteri Najib Razak.

Ini adalah penyelidikan korupsi terbaru yang dihadapi Najib.

Diketahui setekah kalah dalam pemilihan Mei lalu, Najib telah dituduh melakukan beberapa pelanggaran kriminal dan telah menjadi sasaran penyelidikan korupsi. Beberapa kasus korupsi yang menjeratnya terkait dengan skandal multi-miliar dolar pada dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB).


Najib mengaku tidak bersalah atas semua tuduhan yang dilayangkan padanya.

Kini, MACC juga membuka penyelidikan untuk melihat apakah ada suap dalam penjualan dua kapal selam kelas Scorpene ke Malaysia oleh pembangun kapal perang Perancis DCN International (DCNI) pada tahun 2002. Pada saat itu, Najib memegang jabatan sebagai Menteru Pertahanan.

Satu sumber yang dikutip oleh media The Star mengatakan, Najib dipanggil untuk memberikan pernyataan mengenai kesepakatan kapal selam pada hari Senin (19/11) dan bahwa penyelidik akan mengambil pernyataan dari orang lain, termasuk mantan pembantu Najib, Abdul Razak Baginda, yang sedang diselidiki oleh jaksa keuangan Perancis atas kesepakatan itu.

DCNI kemudian menjadi entitas baru yang disebut DCNS, yang pada gilirannya berganti nama sendiri sebagai Naval Group tahun lalu. Perusahaan pertahanan Perancis Thales memiliki sekitar sepertiga dari Grup Angkatan Laut tersebut.

Otoritas Perancis mulai menyelidiki kesepakatan itu setelah kelompok hak asasi manusia Malaysia Suaram menuduh penjualan itu menghasilkan 130 juta dolar AS komisi dibayarkan kepada sebuah perusahaan yang terkait dengan Najib.

Agustus lalu, jaksa Prancis mengatakan mereka menempatkan dua mantan eksekutif di Thales dan DCNS di bawah penyelidikan awal sebagai bagian dari penyelidikan atas penjualan kapal selam 2002 itu. Demikian seperti dimuat Channel News Asia. [mel]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya