Berita

Jokowi/Net

Politik

Ujuk-ujuk Bangun Infrastruktur Membuat Orang Bingung

SABTU, 17 NOVEMBER 2018 | 18:56 WIB | LAPORAN:

Memperkuat kapasitas produksi dalam negeri lebih penting ketimbang menggenjot pembangunan infrastruktur. Kebijakan ujug-ujug membangun jalan membuat orang bingung.

Pembangunan infrastruktur secara besar-besaran lazim dilakukan negara yang sudah mendiri secara ekonomi.

Demikian benang merah yang disampaikan Direktur Economic Action (EconAct) Indonesia, Ronny P Sasmita dalam diskusi bertajuk 'Perang Dagang Tiongkok Vs AS dan Efeknya Terhadap Indonesia' di Kantor Sekretariat PB HMI, Manggarai, Jakarta Selatan, Sabtu (17/11).


"Urusan distribusi itu belakanganlah, kalau produk kita banyak gampang lah, kita bangun jalan, bangun infrastruktur, itu menyusul," tegasnya Ronny.

Menurut Ronny, pembangunan infrastruktur secara besar-besaran, lazimnya dilakukan oleh negara yang sudah maju dalam bidang kemandirian ekonomi. Sementara Indonesia masih berkembang.

"Tapi kita ujug-ujug bangun jalan. Kan orang bingung juga, ini jalan buat apa," ujarnya.

Direktur Economic Action (EconAct) Indonesia ini menilai, Jokowi seharusnya mencontoh Doi Moi yang dilakukan pemerintah Vietnam di tahun 1989. Mereka mementingkan kapasitas produksi dalam negeri terlebih dahulu, ketimbang infrastruktur.

Sejatinya, lanjut Ronny, area produksi yang harus dibangun lebih dulu. Sebab kalau area produksi sudah dibangun pemerintah, maka infrastruktur jalan dan lain sebagainya dapat dipastikan akan ikut terbangun.

Ronny juga mengkritik langkah Jokowi yang membangun infrastruktur dengan tujuan menarik investor. Sebab, langkah itu justru membuka kesempatan bag asing untuk membuat kemudahannya sendiri dalam menyalurkan produk ke pelosok negeri ini. Termasuk, ke desa-desa.

"Karena di ujung jalan itu nggak ada produksi, produk kita (asing) aja yang masuk," tekannya. [ian]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya