Berita

Foto/Net

Nusantara

Warga Papua Datangi Kementerian LHK Untuk Selamatkan Tanah Adat

KAMIS, 15 NOVEMBER 2018 | 02:28 WIB | LAPORAN:

Belasan warga Papua dan Papua Barat mendatangi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk melaporkan perusahaan yang telah merampas tanah adat.

"Karena ini sudah menyangkut tanah dan hutan kami maka saya jauh-jauh datang kemari," kata Bernadus Gilik, salah satu masyarakat adat Suku Moi dari Sorong.

Dalam kesempatan itu, mereka ditemui Kepala Subdit Perubahan Peruntukkan dan Fungsi Kawasan Hutan Sigit Nugroho. Setiap perwakilan menyampaikan protes tentang praktik perusahaan yang menurut mereka telah menipu warga dan merusak lingkungan.


"Kami menyayangkan adanya pembukaan lahan dan perizinan usaha tanpa adanya mufakat dengan masyarakat adat. Akibat dari perampasan lahan ini masyarakat menjadi tergusur dan kehilangan hasil hutan, seperti sagu dan hewan. Kami juga diintimidasi dan mengalami kekerasan karena memprotes perusahaan," papar Bernadus.

Lidya Monalisa Upuya dari KPKC GKI di Tanah Papua menambahkan bahwa mereka memiliki beberapa permintaan kepada pemerintah pusat.

Yakni meminta pemerintah mengakui dan menghormati keberadaan kedaulatan dan hak-hak orang asli Papua atas tanah dan hutan adat, meminta pemerintah mencabut segala perizinan usaha yang merugikan masyarakat, meminta pemerintah melakukan audit dampak aktivitas perusahaan terhadap lingkungan sehingga dapat memberikan sanksi kepada perusahaan.

Kemudian meminta pemerintah melakukan rehabilitasi hutan dan insentif program untuk mengganti kerugian masyarakat adat, meminta pemerintah tidak menggunakan pendekatan keamanan, intimidasi dan kekerasan dalam menyelesaikan sengketa dan protes masyarakat. Serta meminta pemerintah menyelesaikan berbagai sengketa dengan menggunakan sistem hukum dan peradilan adat, dan melindungi para pembela hak asasi manusia dan lingkungan di Tanah Papua.

"Kami tegaskan Papua bukan tanah kosong. Kami meminta pemerintah selalu menghormati hak-hak kami dan selalu melibatkan orang asli Papua dalam melakukan pembangunan dan pemanfaatan kekayaan alam di Tanah Papua," jelas Lidya kepada redaksi, Kamis (15/11). [wah]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya