Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
BERIBADAH bagi umat beragama merupakan hak asai paling dalam. Nabi Muhammad Saw sejak awal selalu memberikan perhatian terhadap hak beribadah kepada umat non-muslim.
Al-Qur’an sendiri menyinggung tidak kurang 15 kali kata YaÂhudi, 10 kali kata Nashrani, termasuk beberÂapa kali agama-agama lain seperti Majusi, dan Shabi'in. Ini artinya Al-Qur'an memberi pengakuan akan keberadaan agama lain seÂlain Islam, meskipun bagi umat Islam tentu agama yang benar di sisinya ialah Islam seÂbagaimana dalam ayat: Innad din 'indallah al-islam (Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam/Q.S. Ali 'Imran/3:19). Upaya untuk mengajak orang lain memilih Islam dilakukan dengan bijaksana, sebagaimana ditegaskan di dalam ayat-Nya: Ud'u ila sabili Rabbika bil hikmah wal mau'idhatil hasanah, wa jadilhum billati hiya ahsan (Ajaklah oarng-orang ke jalan Tuhanmu dengan penuh kebijakan (hikÂmah), dengan nasehat yang baik, dan ajaklah berdialog dengan cara-cara yang lebih baik). Ayat-ayat tersebut sangat masyhur di dalam kegiatan dakwah Islam.
Nabi Muhammad Saw juga memberi kesÂempatan kepada umat non-muslim beribadah atau Nabi tidak pernah terdengar mencekal seseorang melakukan ibadah asal yang diÂlakukan itu betul-betul ibadah sesuai denÂgan tuntunan ibadah dalam agamanya. BahÂkan Nabi selalu mengingatkan umatnya jika melakukan peperangan dengan suatu kaum agar tidak merusak atau menghancurkan ruÂmah-rumah ibadah mereka. Larangan seperti ini terus dipertahankan para Khulafa al-RaÂsyidin yang melanjutkan kepemimpinan Nabi setelah wafat.
Dalam tulisan Albalaziri dikutip sebuah riÂwayat yang menuliskan perjanjian Nabi denÂgan non-muslim yang di antara pasalnya disÂebutkan sebuah redaksi cukup menarik, yaitu: "Seorang uskup tidak mesti merubah keuskÂupannya, begitu pula seorang rahib tidak perlu mengubah kerahibannya, dan begitu pula seorang pendeta tidak perlu mengubah kependetaannya" (h. 76). Dalam kesempaÂtan lain Nabi pernah bersabda sebagaimana dikutip dalam buku Albalaziri: "Barangsiapa yang tetap dalam agama Yahudi atau NashraÂni maka ia tidak akan dipersoalkan" (h. 82).
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00
Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03
UPDATE
Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04
Minggu, 14 Desember 2025 | 10:02
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:16
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:01
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:51
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:17
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:08
Minggu, 14 Desember 2025 | 07:40
Minggu, 14 Desember 2025 | 07:31