Berita

Bambang Prihartono/Net

Wawancara

WAWANCARA

Bambang Prihartono: Kebijakan Ganjil-Genap Hanya Sementara, Kalau ERP Sudah Siap, Ganjil-Genap Hilang

SELASA, 13 NOVEMBER 2018 | 08:39 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyarankan memperpanjang kebijakan ganjil-genap hingga akhir tahun depan untuk mengurangi kemacetan. Alasannya, kebijakan sistem jalan berbayar elektronik (electronic road pricing/ERP) baru bisa dit­erapkan akhir 2019.

Adapun kebijakan ganjil-genap di jalan tol masih diterapkan terus. Namun, BPTJ tengah mengevaluasi kemungkinan perpanjangan ganjil-genap di jalanan DKI Jakarta setelah ke­bijakan tersebut berakhir.

Sebelumnya Pemprov DKI telah memutuskan memper­panjang kebijakan ganjil-genap hingga 31 Desember 2018. Keputusan itu tertuang dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 106 Tahun 2018. Lantas bagaimana kata Kepala BPTJ terkait ini? Berikut penjelasan Kepala BPTJ, Bambang Prihartono kepada Rakyat Merdeka.


Apakah benar sistem ke­bijakan ganjil-genap akan diperpanjang lagi?
Saya mau usul. Jadi kan ke­bijakan ganjil-genap itu (dipu­tuskan) Pak Gubernur Anies Baswedan sampai Desember. Nah, setelah Desember kami tidak punya kebijakan lainnya. Sementara kami lagi menyiap­kan electronic road pricing alias ERP. Tapi ERP ini kan tidak bisa segera minimal setahun lebih baru kami implementasi­kan. Oleh karena itu sementara ERP belum dilaksanakan maka BPTJ akan mengusulkan ke­pada Pak Anies agar kebijakan sistem ganjil-genap ini terus dilanjutkan, sembari menunggu kebijakan baru.

Sepanjang ada kekosongan kebijakan dan kekosongan kebi­jakan nantinya kondisi lalu lintas semakin memburuk. Sekarang saja ada ganjil-genap hanya pagi dan sore kondisinya memburuk dibandingkan waktu ada perhe­latan Asian Games. Nah kami sudah punya base marking.

Maksudnya base marking?
Kondisi lalu lintas di masa Asian Games itu. Jadi energy of asia itu membawa perubahan-perubahan di bidang transpor­tasi. Ya seperti itulah seman­gatnya.

Usulan kebijakan ganjil-genap itu jangka panjang atau sementara saja?
Tidaklah (jangka panjang). Ganjil-genap itu hanya semen­tara tidak bisa menerus. Jadi hanya untuk setahun dua tahun. Ya, kami kan lagi menyiapkan ERP nanti kalau ERP jadi yasu­dah ganjil-genap hilang.

Sementara ERP progresnya sudah sampai mana?
Ya kami tengah lakukan study-nya. Jadi baru kami lakukan.

Bukannya di depan Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan sudah dipasang?
Oh itu yang di DKI Jakarta. Jadi ada ring 1, 2, dan 3. Nah BPTJ itu bicara di ring 3. Ring 1 dan ring 2 itu kebijakannya Pemprov DKI.

Ring 3 itu di mana saja?
Ring 3 itu nanti di perbatasan. Nah masih study lokasi persis­nya masih di-study. Tapi kira-kira ada di perbatasan. Misalnya di perbatasan Bekasi, perbatasan Jakarta-Depok, dan perbatasan Jakarta-Tangerang. Jadi di situ (lokasi) kami bekerjanya.

Apakah biayanya hampir sama dengan ring 1?
Itu kan tergantung teknologinya tapi yang jelas proyek ini tidak dari APBN. Kami meng­gunakan dana swasta.

Soal ganjil genap di tol ba­gaimana peningkatannya?
Tol itu ada tiga. Tol Jakarta-Cikampek, Tol Bekasi Barat, dan Tol Bekasi Timur. Kemudian di Tol Jagorawi ada di Cibubur kemudian ada di Tol Jakarta-Tangerang itu di pintu Tol Kunciran dua dan Tangerang dua.

Peraturan ganjil-genap kan untuk mengubah masyarakat ke transportasi umum. Transportasi umumnya sudahsiap?
Jadi begini kita itu bicara mengedukasi masyarakat mengubah gaya hidup. Karena masyarakat sudah berada di kondisi (gaya hidup) zona nya­man menggunakan kendaraan pribadi. Oleh karena itu kami perlu kebijakan (yang mendor­ong) dari sekarang sambil kami membenahi angkutan massal. Jadi jangan di balik angkutan massal dulu baru didorong. Yang seperti ini tidak bisa, sudah ter­lambat. ***

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya