Bank Indonesia (BI) memÂberikan kabar menggembiraÂkan. Cadangan devisa kita terkerek dari sebelumnya tergerus akibat pelemahan nilai tukar rupiah. BI melaporkan hingga akhir Oktober, cadangan deÂvisa tercatat 115,2 miliar dolar AS. Jumlah tersebut meningÂkat dibandingkan dengan akhir September yang tersisa 114,8 miliar dolar AS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, peningkatan cadangan devisa dipengaruhi gonjang-ganjing ekonomi dunia.
"Perkembangan ekonomi dunia belakangan ini memÂbuat banyak investor kemÂbali menyimpan dananya di Indonesia," ungkap Darmin di Jakarta, kemarin.
Darmin menyebutkan beberÂapa perkembangan ekonomi dunia yang mendorong penÂingkatan devisa. Antara lain, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Selain itu, rencana Presiden AS DonÂald Trump yang ingin menÂgerem kebijakan-kebijakan kontroversinya. Kemudian, menangnya Partai Demokrat dan dipastikan merebut kendali atas House of Representatives (HOR) Amerika Serikat yang selama ini didominasi Partai Republik. Perkembangan poliÂtik di Negeri Paman Sam juga memberikan dampak terhadap arus modal yang masuk negara berkembang.
"Karena House of Representatives dimenangkan oleh Demokrat. Orang mulai hitung kebijakan galaknya Trump. Sepertinya akan direm. Ini semua spekulasi. Mereka menÂduga, arahnya AS akan kemÂbali pada fundamentalnya," jelasnya.
Pengamat pasar modal dari Asosiasi Analis Efek IndoneÂsia (AAEI) Reza Priyambada mengatakan, tren peningkatan cadangan devisa ini bisa terus berlanjut asalkan pemerintah konsisten memperhatikan fakÂtor-faktor seperti peningkatan ekspor, peningkatan investasi dan menjaga penguatan rupiah agar tetap stabil.
"Devisa itu erat kaitannya dengan pemasukan negara. Yang baik itu, pemasukan dari operasional seperti peningÂkatan ekspor dan masuknya investasi, bukan dari pinjaman luar negeri. Itu harus benar-beÂnar dijaga," ujar Reza kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Reza menilai, membaiknya cadangan devisa memberiÂkan sentimen positif pada pergerakan rupiah. MenurutÂnya, sentimen positif terseÂbut antara lain imbas dari pembatasan impor oleh peÂmerintah. "Kondisi tersebut memberikan kesempatan pada rupiah untuk dapat bergerak positif. Perkembangan saat ini menguntungkan karena devisa menjadi tidak banyak tergerus untuk mengintervensi rupiah," terangnya.
Sekadar informasi, BI meÂnilai cadangan devisa sebesar 115,2 miliar cukup aman unÂtuk menjaga makro-ekonomi. Cadangan itu setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor. ***