Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
SEBAGAI kepala negara atau kepala pemerintahan di Madinah dan sebagai Nabi dan Rasul, ia tidak sungkan memberi perhatian khusus kepada warganya yang non-muslim. Bukan hanya memÂberi jaminan hak sosial dan politik, tetapi juga hak-hak sosial yang sangat spesiÂfik, misalnya mengunjungi, mendoakan mereka yang sedang sakit, memperhatikan pengurusan jenazah mereka, dan membantu mereka yang didera kemiskinan dan kelaparan.
Dalam suatu hadis riwayat Anas ibn Malik menceritakan, ada seorang laki-laki Yahudi seÂdang sakit keras lalu Nabi diberitahukan akan keadaan itu. Nabi segera membesuk pemuÂda itu dan duduk di sampingnya. Nabi prihaÂtin keadaan si pemuda itu lalu ia menawarkan seandainya pemuda itu berkenan untuk menÂgenal dan masuk agama Islam. Pemuda itu menatap ayahnya yang kebetulan ada di sampÂingnya. Ayahnya menyarankan agar anaknya mendengarkan seruan itu dengan mengataÂkan: Dengarkanlah apa yang disampaikan oleh Abul Qasim (Nabi), lalu pemuda itu mengucapÂkan dua kalimat syahadat. (HR. Bukhari). Nabi sama sekali tidak terkesan ada paksaan kepaÂda pemuda itu untuk memeluk agama Islam. Nabi hanya membaca pancaran simpatik peÂmuda ini kepada Nabi, lalu Nabi meresponnya dengan mengandai-andai. Ternyata pengandaÂian Nabi ditanggapi positif oleh ayah pemuda itu lalu dengan penuh keikhlasan pemuda itu menjadi muallaf.
Populer
Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41
Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05
Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45
Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05
Senin, 03 Februari 2025 | 15:45
Senin, 03 Februari 2025 | 13:49
Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20
UPDATE
Minggu, 09 Februari 2025 | 07:36
Minggu, 09 Februari 2025 | 07:26
Minggu, 09 Februari 2025 | 07:03
Minggu, 09 Februari 2025 | 06:40
Minggu, 09 Februari 2025 | 06:17
Minggu, 09 Februari 2025 | 05:53
Minggu, 09 Februari 2025 | 05:36
Minggu, 09 Februari 2025 | 05:15
Minggu, 09 Februari 2025 | 04:57
Minggu, 09 Februari 2025 | 04:42