Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
PERJANJIAN Damai HudaiÂbiyah yang penuh kontroverÂsi itu baru saja ditandatanÂgani Nabi selaku pimpinan delegasi muslim dan Suhail ibn Amru, pimpinan delegasi non-muslim Quraisy. Selain pencoretan kalimat tauhid, yakni pencoretan kalimat BisÂmillahirrahmanirrahim diganti Bismikallahumma dan kalimat Muhammad RaÂsulullah diganti Muhammad ibn Abdillah, bahkan kalimat terakhir dilakukan sendiri oleh Nabi atas usul Suhail, isi perjanjian itu juga menyatakan jika umat Islam ditangkap di wilayah yang dikuasai non-muslim Quraisy, maka ia harus ditahan dan kalau umat non-muslim Quraisy ditangkap, maka ia harus segera dibebaskan dan dikembalikan ke negerinya.
Belum bubar acara penandatangan itu tiba-tiba salah seorang sahabat Nabi bernama Jandal ibn Suhail lari dari tahanan kaum Quraisy untuk memÂinta perlindungan Nabi. Namun ia lebih dahulu disÂergap oleh pasukan Suhail dan ia menamparnya di depan Nabi sambil mengatakan: Lihat orangmu ini Muhammad, baru saja kita menandatangani PerÂjanjian Damai sudah mau kabur. Nabi menjawab: Engkau benar wahai Suhail sambil memegang peÂmuda itu. Nabi meminta pemuda itu untuk kembali ditahan demi menaati perjanjian damai tadi. PemuÂda itu berteriak: Wahai umat Islam yang hadir di sini, apakah kalian rela kalau aku diserahkan ke tangan mereka? Sahabat Nabi pada diam. Nabi melanjutÂkan perkataannya dengan mangatakan: Wahai Abu Jandal, kembalilah dan bersabarlah, Allah Swt akan memberikan jalan keluar untukmu bersama orang-orang yang bersamamu. Kami baru saja mengadaÂkan perjanjian damai dengan mereka, dan kami teÂlah berjanji untuk menaati mereka perjanjian itu dan tidak mungkin kami bisa melanggar perjanjian itu.
Dari peristiwa ini bisa dibayangkan bagaimana kuatnya pengendalian diri para sahabat dan paÂsukan Nabi menghadapi ulah musuh umat Islam. Baru saja mereka menyaksikan pencoretan kaÂlimat tauhid, lalu menyaksikan sahabat mereka, Abu Jandal, ditampar mukanya di hadapan merÂeka oleh Suhail kemudian kembali ditahan. PerÂistiwa ini juga menggambarkan bagaimana beÂsar wibawa dan pengaruh Nabi Muhammad Saw sehingga tak seorang pun di antara sahabatnya berani melanggar instruksinya, walaupun nyata-nyata menyaksikan pemandangan yang sangat menyakitkan hati mereka. Pada sisi musuh juga takjub bagaimana kuatnya pengaruh Nabi MuÂhammad Saw mampu mendiamkan sahabat-saÂhabat utamanya sepeti Umar ibn Khaththab, Utsman ibn 'Affan, dll, yang dikenal mereka sebagai tokoh-tokoh utama kaum Quraisy. Kali ini mereka harus mengalah terhadap Suhail yang mewakÂili kaum Quraisy yang sesungguhnya tidak ada apa-apanya dibanding ketokohan sahabat utama Nabi tersebut.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00
Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03
UPDATE
Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04
Minggu, 14 Desember 2025 | 10:02
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:16
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:01
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:51
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:17
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:08
Minggu, 14 Desember 2025 | 07:40
Minggu, 14 Desember 2025 | 07:31