Berita

Hendri Saparini

Bisnis

CORE Sarankan Pemerintah Memperkokoh Fundamental Ekonomi

SENIN, 05 NOVEMBER 2018 | 08:19 WIB

Ekonom sekaligus Direktur Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Hendri Saparini menyarankan agar pemerintah memperkuat fundamental ekonomi.

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga tembus pada level Rp 15.400, secara tidak langsung diprediksi berdampak kepada perekonomian nasional.

Pihaknya juga mengapresiasi langkah pemerintah dalam melakukan stabilitas ekonomi. Namun demikian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu mensinergikan tim ekononimya, sehingga terjalin koordinasi yang jelas.


"Jangan sampai terjadi kebijakan ekonomi yang tidak perpihak kepada masyarakat," kata Hendri ketika ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

Ia juga berharap agar pemerintah cepat memulihkan stabilitas ekonomi. Sehingga bangsa Indonesia mampu bersaing di pasar global.  

Jika pemerintah mengatakan persoalan rupiah dikarenakan dampak krisis global terkait perang dagang AS dan Cina. Tapi yang perlu diingat juga beberapa negara terdampak krisis faktor eksternal saat ini sudah mulai bangkit.

"Seperti India, Vietnam, Thailand dan beberapa negara lain. Dan mereka bisa memanfaatkan krisis ini sehingga pertumbuhan ekonominya naik diatas enam persen. Dan Indonesia semestinya harus melakukan hal itu," harapnya.

Ia mengungkapkan, pendapatan negara salah satunya dari ekspor. Tapi sayangnya 65 persen ekspor Indonesia dari barang mentah.

"Sehingga yang menentukan pasar global. Padahal, kalau ekspornya sudah dalam bentuk barang jadi,  kita bisa menjual barang dengan  menyesuaikan dengan nilai produksi," ujarnya.

Pada kesempatan itu, pihaknya juga mengapresiasi dan mendukung langkah pemerintah yang membatalkan kebijakan menaikan BBM.

Menurut dia, langkah tersebut sudah tepat. Karena disaat bersamaan memasuki tahun politik yang dinilai bakal memicu kegaduhan jelang Pemilu. Selain itu, dampak yang sangat dirasakan adalah dapat menurunkan daya beli masyarakat.

"Menaikan BBM itu bukan solusi. Bahkan saya paling menantang. Kalau tidak bisa memberikan solusi ekonomi kepada masyarakat, setidaknya tidak memberikan beban lagi pada masyarakat. Karena berdasarkan hasil survei pasca kenaikan BBM tahun 2014 lalu, justru daya beli masyarakat menurunnya drastis. Tapi bagi masyarakat kelas menengah ke atas hal itu tidak berdampak," katanya. [rry]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya