Berita

Foto/Net

Bisnis

KAI Ngarep Segera Jadi Operator Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Butuh Persiapan Teknis & Pelatihan SDM
SENIN, 05 NOVEMBER 2018 | 09:49 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI berharap bisa menjadi operator Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Penunjukan KAI sebagai operator dianggap mendesak.

Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengungkapkan, pe­nunjukan perseroannya sebagai operator sangat ditunggu.

Pasalnya, deadline pengerjaan KCJB ditargetkan bakal beroperasi pada Tahun 2021. Masih ada waktu satu hingga dua tahun lagi tapi KAI membutuhkan waktu untuk persiapan teknis salah satunya, sumber daya manusia (SDM).


Atas dasar itu maka penun­jukan secara resmi dianggap sudah mendesak. Meski KAI memiliki track record yang panjang dalam bidang kereta api tapi secara teknis tentu ada per­bedaan antara kereta commuter line dengan kereta cepat.

"Kami masih menunggu kepu­tusan KCIC. Dibutuhkan waktu untuk melatih SDM. Jika tidak segera dimulai pelatihannya," kata Edi di sela-sela Rapat Koordinasi (Rakor) BUMN di Bontang, pe­kan lalu.

Dia khawatir kalau tidak segera diputuskan saat ini maka persiapan tidak bisa maksimal. "Kalau tidak disiapkan ya nanti saat pembangunan KCJB selesai di akhir 2019, SDM bisa tidak siap," terangnya.

Menurutnya, KCJB merupa­kan layanan publik sehingga KAI sebagai perusahaan milik negara sangat layak menjadi operator KCJB.

"Di Indonesia untuk layanan kereta api itu ada layanan publiknya. Coba bayangkan, misalnya kereta swasta masuk tanpa ada kolaborasi, lalu terjadi gangguan, maka dia langsung memberhen­tikan layanannya. Keputusan itu berbeda dengan KAI," jelasnya.

Edy mengatakan pihaknya te­lah menyurati konsorsium KCJB yaitu PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC). Poin utama isi surat tersebut untuk mewujudkan niatan KAI menjadi operator. KAI juga menegaskan bahwa pihaknya berkeinginan bisa menjadi operator tanpa melalui proses pelelangan dengan pihak lain. "Saya berharap tidak ada lelang operator," tuturnya.

Dia menjelaskan alasan ingin menjadi operator tunggal adalah ingin memastikan layanan publik yang menurutnya sudah terjamin.

Bakal Dilelang

Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri menjelaskan bahwa Kemen­terian tidak bisa menentukan penunjukan operator. "Mengi­kuti keputusan bersama, mau dijadikan apa nanti. Karena kan itu investasi," ujarnya di Jakarta, Jumat (2/11).

Namun, dia juga tidak me­nampik kebutuhan KAI untuk menjadi operator kereta cepat. Sebab, bisa jadi akan dilakukan lelang oleh KCIC.

Zulfikri menjelaskan, pada dasarnya pemerintah memberi­kan beberapa izin kepada KCIC yakni sebagai badan usaha mem­bangun prasarana dan badan usaha prapenyelenggara sarana.

"Itu hak yang membangun, merawat dan mengoperasikan," jelasnya.

Menurutnya, baik KAI dan KCIC sudah termasuk konsor­sium yang pemegang sahamnya adalah PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia. Dengan demikian hal tersebut bisa dikatakan secara bisnis untuk bisnis.

"Itu hak yang membangun, merawat dan mengoperasikan. Ini sifatnya investasi dari KCIC, tapi bisa saja. Ini akan diajukan pe­merintah. Apakah akan kerjasama atau dengan badan usaha yang lain," katanya. Proyek KCJB ini juga sempat molor namun pengerjaan KCJB kembali dike­but. Proyek tersebut ditargetkan bisa beroperasi pada Maret 2021

President of China Railway Corporation Lu Dongfu dalam keterangannya menjelaskan teknologi kereta cepat China memiliki teknologi konstruksi dalam pembuatan, sistem kon­trol operasional kereta, teknolo­gi power supply traksi, teknologi manajemen operasional, dan teknologi pencegahan dan pengendalian risiko.

"Kita lengkapi teknologi konstruksi subgrade tanggal 2 Mei metode konstruksi yang cocok untuk kereta cepat di setiap lapisan," katanya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya