Berita

Foto/RMOL

Bisnis

Pengamat: Petani Diinjak Dan Dicekik Karena Impor Beras

RABU, 31 OKTOBER 2018 | 21:17 WIB | LAPORAN:

Kebijakan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan kembali mengeluarkan keran impor dinilai sangat merugikan petani.

Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir mengatakan saat ini posisi petani sangat terjepit. Pasalnya, selain menetapkan harga gabah yang rendah, pemerintah dinilai tidak mendukung kesejahteraan petani dengan menerapkan impor.

"Petani itu posisinya diinjak dan dicekik. Diinjak karena harga ditekan dan meski sudah diberi fleksibilitas harga tapi nilainya nggak ngangkat sama sekali," ujar Winarno saat dihubungi sesaat lalu, rabu (31/10).


Kata Winarno, selama ini pemerintah masih menggunakan Inpres 5/2015 dalam menetapkan harga beli Gabah Kering Panen (GKP), yakni Rp 3.700 per kilogram. Winarno mengakui, di era Andi Amran Sulaiman sebagai menteri pertanian terjadi kenaikan harga GKP hingga 10 persen menjadi Rp 4.070 per kilogram.

Sayangnya, meski membaik namun harga tersebut dinilai masih terlalu murah bila dilihat dari kenaikan angka inflasi yang terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini. Sebagaimana diketahui, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui tingkat inflasi Indonesia masing-masing selalu berada di atas angka 3 persen.

Bila dihitung dari tahun 2015 sampai 2017 maka jumlah inflasi mencapai angka 13 persen. Bila nilai total inflasi dikalikan dengan harga GKP Rp3.700 maka nilainya menjadi lebih tinggi, yakni Rp4.180 pr kilogram.

"Artinya, harga feksibilitas hingga 10 persen itu nilainya lebih rendah dari pada kenaikan inflasi itu sendiri. Jadi tetap saja kan petani rugi," jelasnya.

Karena kondisi tersebut, lanjut Winarno, pemerintah tidak perlu heran bila petani enggan mengeluarkan dan menjual cadangan berasnya kepada pemerintah. Ia mengungkapkan, hingga saat ini terdapat cadangan beras 15 juta kepala keluarga petani yang jumlahnya mencapai 5,6 juta ton beras.

"Jangan heran kalau petani tidak mau keluarin berasnya kalau harga GKP yang ditetapkan pun murah," pungkasnya. [lov]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya