Badan SAR Nasional (Basarnas) belum membutuhkan bantuan alat canggih yang sudah ditawarkan negara-negara sahabat dalam pencarian bangkai pesawat Lion Air JT-610.
Direktur Kesiapsiagaan Basarnas, Didi Hamzar, mengakui bahwa sejauh ini negara sahabat, seperti Singapura dan Australia, sudah menawarkan peralatan canggih untuk membantu proses pencarian bangkai kapal dan kotak hitamnya.
"Dari Singapura, Australia, semua menawarkan," ungkap Didi dalam konferensi pers di Kantor Pusat Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (30/10).
Dengan sumber daya yang ada, lanjut dia, Basarnas dan tim gabungan masih mampu melakukan proses pencarian.
"Kami menilai dari kesiapan dan lokasi kejadian, kami masih cukup untuk lakukan operasi SAR," tegasnya.
Bantuan yang ditawarkan negara sahabat antara lain adalah sistem deteksi dan informasi dini untuk mencari tahu titik pasti jatuhnya pesawat. Namun, ditekankan Didi Hamzar, sumber daya yang dimiliki Basarnas bersama tim gabungan masih sangat cukup. Peralatan yang digunakan mereka pun tak kalah canggih.
Yang jelas, keputusan untuk menolak atau menerima bantuan dari luar negeri ada di tangan Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi. Putusan itu berdasarkan laporan dari tim yang ada di lapangan.
"Akan diputuskan oleh Kepala Basarnas. Saya tidak boleh melebihkan, karena operasi ini menggunakan SOP. Kami anggap belum perlu menerima bantuan dan masih sanggup," jelas Didi.
Untuk mencari pesawat jenis Boeing 737 Max 8 yang nahas itu, Indonesia mengerahkan puluhan kapal. Empat di antaranya dilengkapi peralatan canggih.
Kapal canggih yang dimaksud adalah milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal), KRI Rigel-933 dan kapal canggih milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), KM Baruna Jaya.
Selain itu, Basarnas juga meminjam tiga jenis peralatan perekaman dasar laut yakni side scan sonar, multibeam echosounder dan pin locator dari Asosiasi Kontraktor Survei Laut Indonesia (AKSLI) untuk dipasang di kapal milik Basarnas, KM SAR Batu Dewa dan satu kapal milik PT Pertamina.
Sejak kemarin pagi, proses pencarian terus dilakukan tanpa henti. Ratusan personel gabungan diterjunkan tetapi belum berhasil menemukan bangkai pesawat dan kotak hitamnya. Sejauh ini baru serpihan bagian pesawat yang berhasil diangkat.
[ald]